tag:blogger.com,1999:blog-19154729011505623222024-02-19T23:54:54.040+07:00BROADCAST STASIONAYIP NONOhttp://www.blogger.com/profile/18078712358226262863noreply@blogger.comBlogger21125tag:blogger.com,1999:blog-1915472901150562322.post-24249674350425133962010-11-14T21:24:00.002+07:002010-11-14T21:30:37.823+07:00Siaran Radio Network<div class="separator" style="clear: both; font-family: "Trebuchet MS",sans-serif; text-align: justify;"><span style="font-size: x-small;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEi4dunJjXAhfnF7f06pRtu8NWZT7qbN7A10gXB5s_J1tGblfhBRXbK749HZ_ena7Niv8qjGGHw9B2Hxu9j8B3-aly33_5eUjtOFpfA3F_ApyTaTO_p54et-dkKO8WI-Yps1KDPQGn1jlN5b/s1600/broadcast+studio+off+my+friend+cool+radio.jpg" imageanchor="1" style="clear: left; float: left; margin-bottom: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" height="149" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEi4dunJjXAhfnF7f06pRtu8NWZT7qbN7A10gXB5s_J1tGblfhBRXbK749HZ_ena7Niv8qjGGHw9B2Hxu9j8B3-aly33_5eUjtOFpfA3F_ApyTaTO_p54et-dkKO8WI-Yps1KDPQGn1jlN5b/s200/broadcast+studio+off+my+friend+cool+radio.jpg" width="200" /></a></span></div><div style="font-family: "Trebuchet MS",sans-serif; text-align: justify;"><span style="font-size: x-small;">Pesatnya perkembangan industri radio di Indonesia, antara lain disebabkan karena kondisi geografisnya yang sangat luas, terdiri dari 17.500 pulau, sehingga sangat membutuhkan teknologi radio sebagai media siar informasi.</span></div><div style="font-family: "Trebuchet MS",sans-serif; text-align: justify;"><br />
</div><div class="fullpost" style="font-family: "Trebuchet MS",sans-serif; text-align: justify;"><span style="font-size: x-small;">Radio dikenal sebagai media yang cukup populer digunakan oleh masyarakat. Selain itu, sangat diminati karena isi siarannya yang aktual dan sangat mudah untuk diakses. Apalagi dengan adanya teknologi radio FM yang dari segi implementasi sudah sangat <i>mature, </i>dimana kompromi antara kualitas suara dan harga perangkat penerimanya sudah sangat optimal.</span><br />
<span style="font-size: x-small;"><br />
</span><br />
<span style="font-size: x-small;"><b>Radio FM Jaringan</b></span><br />
<br />
<span style="font-size: x-small;">Beberapa radio FM yang sudah menjadi bagian dari radio jaringan (radio network), sangat antusias mengembangkan program siarannya, dimana siarannya dapat dipancar-terimakan dengan mudah dari satu lokasi ke lokasi lain dalam jarak ratusan bahkan ribuan kilometer. Sehingga, secara <i>realtime</i><b> </b>dapat dinikmati oleh pendengarnya, kapan saja dan di mana saja.</span><br />
<br />
<br />
<span style="font-size: x-small;">Perkembangannya tentu tidak terlepas<b> </b>dari kepiawaian para pemiliknya dalam melihat peluang di bisnis ini, karena radio dapat berjangkauan siaran regional, nasional, maupun internasional. Sehingga, dapat memiliki segmentasi bervariasi, yaitu <i>Demograpihic</i> (berdasarkan umur, jenis kelamin, pendapatan bulanan dan etnis), <i>Georaphic</i> (berdasarkan populasi, iklim, dan daerah asal), dan bahkan <i>Psycographic</i> (berdasarkan gaya hidup, hobi, peminatan dan selera). Segmentasi inilah yang dapat dijadikan referensi bagi pengelola radio untuk menciptakan program siaran bervariasi, yang akan diminati oleh pendengarnya.</span><br />
<span style="font-size: x-small;"><br />
</span><br />
<span style="font-size: x-small;">Radio jaringan adalah radio yang memiliki stasiun transmisi di beberapa tempat sekaligus, yang dapat menjangkau pendengarnya dalam cakupan siar yang luas. Program siarannya pun dibuat bervariasi, dan disesuaikan dengan segmentasi yang dipilih dan dibidiknya. Program siaran yang dikirim dai studio dapat dipancarteruskan ke beberapa stasiun transmisi di tempat lain melalui jaringan tertentu. Misalnya, melalui STL (Studio to Transmitter Link), microwave link, satelit, fiber optic, atau bahkan melalui saluran berbasis IP seperti ISDN, VPN, xDSL, MPLS. Bahkan dapat jugamelalui jaringan berbasis komunikasi seluler, seperti GPRS, EDGE, UMTS (3G), HSDPA, HSUPA atau kombinasi dari berbagai jaringan tersebut. Program dan waktu siarnya pun dapat dibuat sedemikian rupa, sehingga dapat disesuaikan dengan kebutuhan pendengarnya. Ada program yang disiarkan langsung secara <i>realtime</i>, namun ada pula yang merupakan program<i> taping</i>.</span><br />
<br />
<span style="font-size: x-small;"><b>Radio Jaringan di Indonesia </b></span><br />
<span style="font-size: x-small;"><br />
</span><br />
<span style="font-size: x-small;">Saat ini, terdapat radio jaringan yang bersiaran di Indonesia. Konsep siaran ini dimotori oleh RRI yang didirikan secara resmi sejak tanggal 11 September 1945, yang saat ini memiliki 52 stasium penyiaran dan stasium penyiaran khusus yang ditujukkan ke luar negeri, yaitu suara Indonesia (Voice of Indonesia). Stasiun radio RRI di daerah, hampir seluruhnya menyelenggarakan siaran dalam tiga program, yaitu "RRI Programa Daerah" yang melayani segmen masyarakat luas sampai pedesaan, "Programa Kota (RRI Pro II)" yang melayani segmen masyarakat khusus di perkotaan, dan "Programa III (RRI Pro III)" yang menyajikan program berita dan informasi (news channel) kepada masyarakat luas.</span><br />
<span style="font-size: x-small;"><br />
</span><br />
<span style="font-size: x-small;">RRI di stasiun cabang utama Jakarta memiliki segmentasi program yang lebih lengkap. Memoliki enam programa siaran, yaitu "Programa I" untuk pendengar di provinsi DKI Jakarta usia dewasa, "Programa II" untuk segmen pendengar remaja dan pemuda di Jakarta, "Programa III" khusus berita dan informasi. Sementara itu, "RRI Programa IV" berisi program kebudayaan, "RRI Programa V" dikhususkan untuk saluran pendidikan, dan "RRI Program VI" berisi program musik klasik dan bahasa asing. Sedangkan "Suara Indonesia" menyelengarakan siaran sendiri, khusus untuk siaran internasional.</span><br />
<span style="font-size: x-small;"><br />
</span><br />
<span style="font-size: x-small;">Saat ini, RRI menyelenggarakan siaran berjaringnya melalui kombisnasi berbagai saluran distribusi, seperti satelit, fiber optic, dan microwave link bekerjasama dengan PT Telkom dan penyedia infrastruktur lainnya seperti Indosat. Khusus untuk saluran distribusi melalui satelit, RRI menggunakan jasa satelit Telkom-1 yang mengorbit di 108 derajat Bujur Timur dan menempati <i>transponder</i> tp 23 dengan frekuensi 4130 vertikal. Sementara itu, RRI Pro II FM, disamping melalui satelit Telkom-1, juga dikirim melalui satelit Palapa C-2.</span><br />
<span style="font-size: x-small;"><br />
</span><br />
<span style="font-size: x-small;">Beberapa radio jaringan lainnya, juga menggunakan satelit sebagai jaringan distribusi utamanya (<i>backbone</i>). Sebut saja, jaringan Trijaya Network yang menempati <i>transponder </i>tp 2H<i> </i>dengan frekuensi 3774 H yang berada di satelit Palapa C-2. Radio jaringan lainnya, seperti Elshinta, Delta FM, FeMale Radio, Kantor Berita Radio Antero (aceh), dan Kantor Berita RAdio 68H, juga menggunakan satelit Palapa C-2 sebagai jaringan distribusinya.</span><br />
<span style="font-size: x-small;"><br />
</span><br />
<span style="font-size: x-small;">Sementara itu, beberapa radio lainnya, seperti I-Radio, Hard Rock FM, Trax FM yang merupakan group MRA (PT Mugi Rekso Abadi) serta radio Sonara, Ramako, PAS FM, Smart FM, RPK, Mustang, Radio Net Mandiri, dan Kiss FM memilih menggunakan satelit Cakrawala 1 yang mengorbit di 107,7 derajat Bujur Timur, sebagai tempat menyalurkan distribusi siarannya. Satelit ini dikenal sebagai satelit yang digunakan oleh Indovision untuk mengirimkan layanan siaran DTH (Direct to the Home)-nya.</span><br />
<span style="font-size: x-small;"><br />
</span><br />
<span style="font-size: x-small;">Biasanya radio jaringan memiliki manajemen yang khusus, karena disampimg melayani radio yang merupakan bagian dari group bisnisnya, juga membuka peluang bagi radio lainnya untuk menumpangkan program siarannya melalui jaringan distribusinya. Baik untuk bersiaran nasional, regional maupun lokal. Beberapa diantaranya bahkan merupakan bagian dari jaringan televisi, seperti Trijaya yang merupakan bagian dari MNC (Multi National Corporate) group dan Elshinta, yang merupakan bagian dari Indosiar.</span><br />
<span style="font-size: x-small;"><br />
</span><br />
<span style="font-size: x-small;">Dalam UU 32/2002 pasal 60 ayat (2) dinyatakan bahwa lembaga penyiaran radio yang ingin bersiaran jaringan, harus bermitra dengan lembaga penyiaran radio lain. Lembaga radio yang sudah memiliki stasiun relay di satu daerah bisa menggunakan stasiun relaynya sampai berdirinya stasiun lokal berjaringan di daeerah tersebut, yang berjaringan dengan lembaga penyiaran tersebut dalam batas waktu sampai akhir 2006, kecuali ada alasan khusus yang ditetapkan oleh KPI bersama pemerintah.</span><br />
<span style="font-size: x-small;"><br />
</span><br />
<span style="font-size: x-small;">Semua radio siaran saat ini harus memiliki izin siar dari pemerintah pusat, bukan pemerintah daerah/propinsi. Hal ini terjadi setelah dikeluakannya PP No. 38 Tahun 2007 yang ditandatangani oleh presiden tanggal 9 Juli 2007, tentang pembagian urusan pemerintahan antara pemerintah, pemerintahan daerah propinsi, dan pemerintah daerah kabupaten/kota, yang merupakaan PP derivatif dari UU No. 32 Tahun 2004. Dalam PP tersebut, kewenangan pemerintah propinsi untuk mengalokasikan frekuensi radio dicabut. Kewenangan tersebut ditarik kembali ke pemerintah pusat. Hal ini diharapkan dapat memberikan kepastian hukum terhadap carut-marutnya kewenangan pemberian izin siar bagi radio yang beberapa tahun belakangan ini terjadi, yang secara nasional merugikan pelaku bisnis industri siaran radio ini.</span><br />
<span style="font-size: x-small;"><br />
</span><br />
<span style="font-size: x-small;"><b>Radio Network di Dunia </b></span><br />
<span style="font-size: x-small;"><br />
</span><br />
<span style="font-size: x-small;">Di negara lain seperti Australia, ada jaringan radio yang dikuasai oleh pemerintah seperti ABC (Australian Broadcasting Corporation). Jaringan ini menyediakan layanan radio, televisi, online, dan layanan <i>mobile</i> ke seluruh dan regional Australia bahkan ke mancanegara, termasuk Indonesia melalui The Australia Network dan Radio Australia. Program siarannya dapat menjangkau dunia dengan mengkombinasikan salurn transmisi seperti satelit, terresterial, VPN IP, fiber optic, dan internet. Untuk dapat bersiaran di Indonesia, jaringan ini memanfaatkan satelit Telkom-1 dan Cakrawala 1 untuk mengirimkan distribusi sinyalnya.</span><br />
<span style="font-size: x-small;"><br />
</span><br />
<span style="font-size: x-small;">ABS-CBN Broadcasting Corporation, (ABS-CBN: Alto Broadcasting System-Cronicle Broadcasting Network) merupakan jaringan multimedia dan entertainment terintegrasi yang dimiliki salah satu konglomerat FIlipina, Lopez Group of Companies. Jaringan siaran radio dan televisi yang dilengkapi dengan produksi program TV dan radio untuk pasar domestik dan internasional ini, merupakan Asia's first commercial television broadcaster yang didirikan pada tanggal 13 Juni 1946. Saat ini, jaringan ini bersiaran di seluruh dunia termasuk di Indonesia.</span><br />
<span style="font-size: x-small;"><br />
</span><br />
<span style="font-size: x-small;">Salah satu jaringan radio dan TV dari Inggris, The British Broadcasting Corporation, yang dikenal dengan nama BBC, diyakini merupakan jaringan penyiaran terbesar di dunia. Didirikan tanggal 18 Oktober 1922, saat ini dengan karyawan sebanyak 28.500 orang (khusus yang ditempatkan di Inggris), jaringan siaran perusahaan ini mampu menjangkau lebih dari 200 negara di dunia. Siaran radio BBC dikenal menggunakan variasi beberapa panjang gelombang yang berbeda (long-wave AM 148,5 - 283,5 kHz, MW 515 - 1629 kHz, dan SW 3 - 30 MHz), dan dengan kombinasi siaran radio internet mampu menjangkau beberapa tempat di dunia dengan program siaran dalam 33 bahasa yang berbeda. Jaringan transmisinya menggunakan kombinasi beberapa saluran transmisi, seperti satelit, terresterial relay (transmisi FM, AM, dan SW), DRM (Digital Radio Mondiale), IP/Internet, ISDN, dan fiber optic.</span><br />
<span style="font-size: x-small;"><br />
</span><br />
<span style="font-size: x-small;">Jaringan lainnya adalah WRN (sebelumnya bernama World Radio Network), juga menyediakan layanan siaran radio dan televisi ke seluruh dunia menggunakan satelit (digital dan analog), terresterial relay (transmisi FM, AM, dan SW), DRM, IP/Internet,ISDN, dan fiber optic. Jaringan radio dan TV yang memiliki multi-playout centre di London ini, juga dipercaya oleh radio milik PBB (United Nation Radio) untuk menyiarkan program siarannya ke seluruh dunia. Program siaran milik PBB ini secara umum berisi pesan perdamaian (peace), hak asasi manusia (respect for human rights), persamaan gender, toleransi, ekonomi, dan social development serta penegakan hukum internasional (upholding of international law). Menurut informasi yang diperoleh dari websitenya, radio ini memproduksi sekitar 1.200 program siaran yang berbeda pertahunnya.</span><br />
<span style="font-size: x-small;"><br />
</span><br />
<span style="font-size: x-small;">Siaran Radio Digital</span><br />
<span style="font-size: x-small;"><br />
</span><br />
<span style="font-size: x-small;">Walaupun semua radio di Indonesia masih bersiaran analog (AM dan FM), namun dalam hal distribusinya, radio ini sudah menggunakan teknologi digital, yaitu DVB-S (Digital Video Broadcasting-Satellite). Teknologi digital, antara lain karena memiliki kualitas yang lebih baik dibandingkan dengan radio analog konvensional. Suara yang dihasilkannya tahan terhadap gangguan suara sinyal radio lain,sehingga tidak mungkin terdapat tumpang tindih antara satu saluran dengan saluran lainnya. Efesiensi <i>Spectrum Frequency, Network Transmission, Transmission Power dan Consumption Power</i> merupakan keunggulan utamanya. Disamping itu, juga diperolehnya peningkatan kualitas dan stabilitas sinyal sehingga bebas interferensi, derau dan fading. Resolusi audio menjadi lebih tajam dan suara menjadi lebih stabil. Diamping itu, dimungkinkan deteksi dan recovery terhadap gangguan transmisi (error correction) serta peningkatan kompatibilitas berupa <i>signal interoperability </i>dan pengembangan <i>ubiqutous device</i> sebagai pesawat penerimanya.</span><br />
<span style="font-size: x-small;"><br />
</span><br />
<span style="font-size: x-small;">Diyakini dalam waktu dekat para broadcaster di Indonesia akan berpeluang mengirimkan program siaranna melalui jaringan radio digital. Ada beberapa standar digital radio yang sudah diperkenalkan, yaitu DAB (Digital Audio Broadcasting), DAB+, DRM (Digital Radio Mondiale) yang keduanya merupakan standar dengan mengacu pada teknologi yang berasal dari Eropa. Sedangkan standar lainnya, yaitu DRM+, IBOC (In-Band On-Channel) dari Amerika Serikat dan ISDB-TSB (Integrated Service DIgital Broadcasting - Terresterial Sound Broadcating) merupakan standar radio digital dari Jepang. Menurut studi yang dilakukan, hanya DAB, DAB+, DRM dan DRM+ saja yang cocok digunakan di Indonesia.</span><br />
<span style="font-size: x-small;"><br />
</span><br />
<span style="font-size: x-small;">IBOC diyakini tidak cocok digunakan karena saat ini, rentang frekuensi antar stasiun radio FM yang dipergunakan di Indonesia adalah 350 kHz. Sementara IBOC mutlak memerlukan rentang frekuensi 400 kHz, agar dapat menumpangkan sinyal digitalnya di kanal FM analognya (In-Band) di upper dan lower band-nya. Sementara ISDB kurang cocok, karena harga pesawat penerimanya yang luar biasa mahal, sangat tidak terjangkau bagi masyarakat Indonesia pada umumnya. Uji coba siaran IBOC pernah dilakukan di Jakarta dan Surabaya (Radio Sangkakala). Sementara uji coba DAB, DAB+ juga pernah dilakukan oleh FRJI (Forum Radio Jaringan Indonesia). </span><br />
<span style="font-size: x-small;"><br />
</span><br />
<span style="font-size: x-small;">Berbeda dengan industri TV, dimana migrasi digital merupakan keharusan. Bagi industri radio, siaran radio digital justru merupakan peluang bisnis baru. Hal ini karena dimungkinkannya tambahan siaran baru tanpa harus meninggalkan bisnis siaran radio FM yang saat ini sudah digelutinya. Bahkan dengan teknologi DAB, siaran radio berjaringan menjadi semakin mudah dan murah. Karena secara karakteristik, teknologinya sangat sesuai. Bahkan dimungkinkan siaran dengan pola SFN (Single Frequency Network), dimana dapat digunakan frekuensi yang sama untuk beberapa stasiun transmisi yang berbeda, baik secara lokal, regional, maupun nasional. []</span><br />
<span style="font-size: x-small;"><b><br />
</b></span><br />
<span style="font-size: x-small;"><br />
</span><br />
<span style="font-size: x-small;"><br />
</span><br />
<span style="font-size: x-small;"><br />
</span></div>AYIP NONOhttp://www.blogger.com/profile/18078712358226262863noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-1915472901150562322.post-12016018133115301172010-05-17T14:56:00.003+07:002010-05-18T16:32:13.616+07:00Aspek Teknis Stasiun TV Lokal<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhDenWtTYGaoM1uWwyPgUQ_2CQuVlHSMWvrFvXHj05IPgK6bC7pH31AAUZnTNLYO50JzEGPGK9WeoKMiq6T6mJcZMigTRy75G0orGmUdec7CZVUi2EvrV4czoMPajgPNBW_Gl-H3PIVDDlp/s1600/tvstasion.jpg" imageanchor="1" style="clear: left; float: left; margin-bottom: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" height="132" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhDenWtTYGaoM1uWwyPgUQ_2CQuVlHSMWvrFvXHj05IPgK6bC7pH31AAUZnTNLYO50JzEGPGK9WeoKMiq6T6mJcZMigTRy75G0orGmUdec7CZVUi2EvrV4czoMPajgPNBW_Gl-H3PIVDDlp/s200/tvstasion.jpg" width="200" /></a></div><div style="text-align: justify;">Untuk membangun sebuah stasiun televisi, walaupun kecil dan sederhana harus memperhatikan beberapa aspek, yaitu : teknis, program, produksi dan SDM. Keempat aspek ini merupakan satu kesatuan yang tidak dapat dipisahkan. Postingan kali ini hanya membahas tentang aspek teknis, karena aspek teknis merupakan faktor terpenting dalam pembangunan sebuah stasiun televisi. Ayo gan, kita mulai!!!</div><div style="text-align: justify;"><br />
</div><div class="fullpost" style="text-align: justify;"><br />
Perangkat Transmisi<br />
<br />
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEiuJMZ9sa_8JWAQBz3bDG5WfQgxbi2KvMXBReMbAnEMxWtBPIYf5ZmKT-3Ojm-Gz8i3-XtV8iquABICwpNalP5CCD4aZIEKG5T8p1ej2dx9qdvKOs2CGvktlKH75PfROrvCz8gz_ReEXGXm/s1600/transmisi.JPG" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" height="61" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEiuJMZ9sa_8JWAQBz3bDG5WfQgxbi2KvMXBReMbAnEMxWtBPIYf5ZmKT-3Ojm-Gz8i3-XtV8iquABICwpNalP5CCD4aZIEKG5T8p1ej2dx9qdvKOs2CGvktlKH75PfROrvCz8gz_ReEXGXm/s400/transmisi.JPG" width="400" /></a></div><br />
<blockquote>Pemancar televisi, merupakan alat untuk mengubah sinyal video-audio menjadi sinyal RF, terdiri dari modulator dengan driver dan power amplifier. Beroperasi pada band VHF/UHF dengan kisaran daya, untuk TV komunitas max. 40 Watt dan TV lokal swasta max. 5KW.</blockquote><blockquote>Accesoris, merupakan alat pendukung pemancar yang terdiri dari : splitter, combiner, power devider, bandpassfilter, rigid line dan beberapa kabel audio-video (insyaAllah akan dibahas pada postingan berikutnya)</blockquote><blockquote>Kabel transmisi/Feeder, umumnya berjenis heliax-coaxial dengan impedansi 50 ohm, diameter dan panjangnya tergantung dari besar daya dan channel operasi-tinggi tower. </blockquote><blockquote>Antena, umumnya berupa antena panel bertipe dipole/4-dipole dengan polarisasi horisontal. Banyaknya panel antena tergantung dari gain yang diinginkan dan besarnya daya pancar.</blockquote>Perangkat produksi<br />
<blockquote>Studio, minimal dibutuhkan sebuah studio serbaguna berukuran 6x6m yang dapat dimanfaatkan, baik untuk talk show maupun siaran berita. Pencahayaan min. 800 lux, yang didapat dari lampu halogen, Hi-power LED, atau jajaran lampu neon. Tata lampu harus sedemikian rupa sehingga tidak timbul gost (bayangan)</blockquote><blockquote>Kamera, untuk stasiun televisi kecil dapat menggunakan handycam digital MiniDV berjenis 3CCD (Charge Couple Device). Kamera jenis ini, walaupun hanya berstandar home appliance quality, tapi resolusinya cukup bagus apalagi jika lensanya berkualitas. Untuk studio paling tidak dibutuhkan 2 kamera. </blockquote><blockquote>Mikrofon, ada berbagai jenis microfon yang dapat digunakan, yaitu : Mikrofon kabel, nirkabel dan jepit (clif on). Selain itu, dapat juga dibedakan dari cara kerja sensornya : condenser (sangat peka, menggunakan batere) dan dinamik (relatif kurang peka, tanpa batere). Kebutuhan mikrofon di studio minimal 3 buah, penambahan objek/narasumber akan menambah jumlah mikrofon.</blockquote><blockquote>Audio Mixer, digunakan untuk mencampurkan dan/memilih sinyal audio dari banyak i/p. Untuk stasium TV kecil min. dibutuhkan mixer 8 kanal</blockquote><blockquote>Clear Com, alat untuk komunikasi antara produser, kameramen, operator switcher dan Master Control</blockquote><blockquote>Speaker, untuk komunikasi narasumber dengan pemirsa (siaran live) </blockquote><blockquote>Properti, kebutuhan pendukung produksi, antara lain: stage/level (panggung), backdroop, accesoris, dll</blockquote><blockquote>Monitor video, paling tidak dibutuhkan sebuah monitor 21" untuk presenter dan juru kamera</blockquote><blockquote>Komputer editing, dilengkapi dengan aplikasi video editing, kartu grafis dan video capture card yang memadai untuk proses pasca produksi.</blockquote><blockquote>VTR (Video Tape Recorder), berfungsi untuk merekam dan melihat rekaman pada proses produksi, dapat juga digunakan untuk meng-capture (istilah yang digunakan untuk merubah rekaman dari kaset pita ke data digital). Format yang digunakan, antara lain : VHS, S-VHS, dan MiniDV.</blockquote>Perangkat Pengendali (Master Control)<br />
<br />
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgrIFtyg88iNDdZoROf3AcLNafsaEtNXPlDqQtlrDCRvVoDIpGjYwGym91k8grf6wzcbWfgdOR587PE6EZsuPmBp3ItELiMLI6hWnrQ2AwbTkJt5X7YFsitaVmpgDJ3dPPrRkKQbUcWSOiv/s1600/mcr.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgrIFtyg88iNDdZoROf3AcLNafsaEtNXPlDqQtlrDCRvVoDIpGjYwGym91k8grf6wzcbWfgdOR587PE6EZsuPmBp3ItELiMLI6hWnrQ2AwbTkJt5X7YFsitaVmpgDJ3dPPrRkKQbUcWSOiv/s320/mcr.jpg" /></a></div><br />
<blockquote>Master Control Room (MCR), ruang tempat pengendali siaran, berukuran 3x4m. Bisa digabung dengan ruang editing.</blockquote><blockquote>Komputer server, berfungsi untuk memutar rekaman, menampilkan logo, templete, running text maupun super impose (InsyaAllah untuk lebih detailnya akan dibahas lebih lanjut).</blockquote><blockquote>Digital Video Mixer/Switcher, digunakan untuk mencampur 2 buah sinyal video atau memilih salah satu sinyal video untuk di kirim ke pemancar. Untuk stasiun TV kecil, cukup dibutuhkan sebuah switcher saja. i/p video min.2, tapi jika ada 4 i/p akan lebih bagus. </blockquote><blockquote>DVD recorder, digunakan untuk merekam program yang disiarkan, karena KPI mensyaratkan bahwa semua program yang disiarkan harus direkam dan disimpan paling tidak selama 1 tahun. Sedangkan 1 keping DVD, dapat merekam hingga 1 jam (kualitas XP), 2 jam (kualitas SP), 4 jam (kualitas LP), 8 jam (kualitas ELP).</blockquote><blockquote></blockquote><blockquote>Monitor, digunakan untuk memantau keluaran sinyal video dari setiap perangkat yang digunakan (kamera, VTR, dan lain sebagainya) serta memonitor sinyal televisi yang diterima dari pemancar.</blockquote>Selain perangkat keras, aspek teknis juga menyangkut masalah pengadaan, instalasi, pengelolaan dan penanganan peralatan yang digunakan. Pembangunan aspek teknis secara menyeluruh akan memakan waktu sekitar 1 bulan setelah pengadaan barang. <br />
<br />
</div>AYIP NONOhttp://www.blogger.com/profile/18078712358226262863noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-1915472901150562322.post-58627458114551968642010-05-09T14:03:00.001+07:002010-05-09T14:08:47.292+07:00Free !!! > 300 Channel Satellite yang Dapat Dilihat Di Indonesia<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjNdL-1P1E0ZAj-ayjVXcDiRT_fNvVAtBnMIw65hoVGcTw9PFkS4vrDSSR1y_ah3RCdwVAJGGGhtmgJ7xD4vxR0yhviPODNhfK3J1l-LbMJB7C9IG8thVcanycrtdsNVMmkFyd4AbXG8cWG/s1600/satellite-radio.jpg" imageanchor="1" style="clear: left; float: left; margin-bottom: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" height="200" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjNdL-1P1E0ZAj-ayjVXcDiRT_fNvVAtBnMIw65hoVGcTw9PFkS4vrDSSR1y_ah3RCdwVAJGGGhtmgJ7xD4vxR0yhviPODNhfK3J1l-LbMJB7C9IG8thVcanycrtdsNVMmkFyd4AbXG8cWG/s200/satellite-radio.jpg" width="160" /></a></div><div style="text-align: justify;">Program televisi yang banyak, tentu menjadi salah satu daya tarik bagi pemilik parabola apalagi yang free atau tanpa berlangganan. Namun program televisi yang banyak tidak didapatkan begitu saja dengan mudah, karena posisi dan frekuensi yang berbeda-beda dari setiap channel satellite menjadi kendala. </div><div class="fullpost" style="text-align: justify;">Posisi LNB sangat menentukan untuk mendapatkan kualitas sinyal yang baik, maka dari itu dibutuhkan pointing setelah setting frekuensi dan parameter-parameter yang ada pada receiver parabola yang bisa download di <a href="http://www.4shared.com/file/n5OTummb/satelite.html" target="_blank">satelite.rar</a><br />
Selamat menikmati sajian program-program yang berkualitas!!!</div>AYIP NONOhttp://www.blogger.com/profile/18078712358226262863noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-1915472901150562322.post-32755133242482523642010-05-01T19:47:00.000+07:002010-05-05T10:36:28.550+07:00Struktur dan Job Desk Departemen NewsDalam dunia broadcast keberadaan news adalah sesuatu yang mutlak. News berdiri sendiri sebagai sebuah departemen yang terdiri dari :Produser, Administration Support, Programme Director, Asisten Produser, Reporter&Coresponden, News Editor dan Penata Graphis<br />
<br />
<div style="text-align: center;">Struktur Organisasi Dept News</div><div class="separator" style="clear: both; text-align: center;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEggcCsvufg9eWeoLiAqqzlIPpJmy14_AGRVLw0nfW3QxusslZxnSNi3RthVFSOnHsdeXCtOAKnju2HfDRwRL3czQodAUKaq6Cm-F0GqlXsMcfK3Awz4mwNeSRN7OW__kdjrFlmLairwrHhd/s1600/Struktur+Organisasi+NEWS.bmp" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEggcCsvufg9eWeoLiAqqzlIPpJmy14_AGRVLw0nfW3QxusslZxnSNi3RthVFSOnHsdeXCtOAKnju2HfDRwRL3czQodAUKaq6Cm-F0GqlXsMcfK3Awz4mwNeSRN7OW__kdjrFlmLairwrHhd/s320/Struktur+Organisasi+NEWS.bmp" /></a></div><br />
<div class="fullpost">1. Produser<br />
<ul style="text-align: justify;"><li>Bersama News Director, membuat konsep tayangan untuk pemberitaan (Airlook & Contain)</li>
<li>Membentuk dan mengarahkan sudut (angle) pemberitaan yang akan diangkat disesuaikan dengan visi-misi perusahaan</li>
<li>Mengelola system operasional di sub-departemen news atau mengkoordinir tugas seluruh crew di sub-departemen news</li>
<li>Berdasarkan perkembangan actual dan dalam kondisi force majeur, berhak untuk mengubah penugasan terhadap tim liputan dengan terlebih dahulu berkoordinasi dengan coordinator liputan/PD</li>
<li>Memimpin rapat tim redaksi</li>
<li>Membangun networking dengan sumber-sumber berita dan media lain</li>
</ul>2. Administration Support<br />
<ul style="text-align: justify;"><li>Mengelola system administrasi</li>
<li>Menginventarisir dan bertanggung jawab terhadap peralatan teknis news, termasuk mencatat keluar-masuknya peralatan</li>
<li>Menyimpan dokumen-dokumen penting, surat kabar, catalog buku-buku referensi</li>
<li>Membuat surat-menyurat kepada pohak intern maupun ekstern</li>
<li>Mencatat keluar-masuknya crew lapangan dan lokasi tugasnya</li>
<li>Menjaga ketersediaan dan mencatat keluar-masuknya kaset</li>
<li>Membuat bookingan secara regular, crew yang akan bertugas pada saat shooting di studio</li>
<li>Membantu Program Director mempersiapkan crew yang akan bertugas shooting studio</li>
</ul>3. Programme Director<br />
<ul style="text-align: justify;"><li>Berperan sebagai coordinator liputan bersama tim readaksi, menentukan objek liputan dan crew yang bertugas</li>
<li>Memberikan pengarahan kepada reporter dan kameramen tentang materi dan konsep visual seperti apa yang harus didapat di lapangan</li>
<li>Membuat rundown news</li>
<li>Men-supervisi naskah dan gambar hasil liputan</li>
<li>Mengarahkan editor tentang konsep tayangan</li>
<li>Menyusun hasil liputan berdasarkan rundown yang telah disusun</li>
<li>Memimpin dan mempersiapkan crew pada saat produksi di studio dengan dibantu oleh staf administrasi</li>
<li>Berkoordinasi secara intens dengan produser</li>
</ul>4. Asisten Produser<br />
<ul style="text-align: justify;"><li>Membantu menjalankan system operasional news</li>
<li>Memonitoring perkembangan berita actual dan menginformasikannya secara intens kepada produser</li>
<li>Melakukan reportase jika kondisi memungkinkan </li>
<li>Berkoordinasi secara intens dengan reporter/scripwriter menyangkut isi pemberitaan</li>
<li>Berkoordinasi dengan Programe Director menyangkut rundown acara</li>
<li>Berperan sebagai News Announcer.News Anchor</li>
<li>Membuat filling naskah berita yang telah disiarkan</li>
</ul>5. Reporter/Coresponden<br />
<ul style="text-align: justify;"><li>Memantau secara intensif perkembangan berita terkini</li>
<li>Mengikuti rapat redaksi, hunting dan melaksanakan eksekusi di lapangan</li>
<li>Berperan sebagai pimpinan tim di lapangan</li>
<li>Mengumpulakan kontak-kontak dan data yang diperlukan ke data bank yang disimpan staf administrasi</li>
<li>Menulis naskah berita dari data sampai naskah jadi termasuk mengisi Voice Over</li>
</ul>6. News Editor<br />
<ul style="text-align: justify;"><li>Berkoordinasi dengan reporter dan kameramen dalam hal script dan visual</li>
<li>Menyimpan dan menginventarisir grafis-grafis yang sudah dibuat</li>
<li>Mengedit materi hasil liputan termasuk mixing narasi dan ilustrasi musik</li>
<li>Bertugas sebagai CG (Character Generator) pada saat shooting studio dilaksanakan</li>
</ul>7. Penata Graphis<br />
<ul style="text-align: justify;"><li>Meng-create grafis yang diperlukan news, seperti set desain 3D (virtual set) dan 2D, OBB(Opening Billboard) dan CBB (Closing Billboard), bumper, template, quote dan running text</li>
<li>Membuat grafis yang merupakan order dari departemen marketing bersangkutan dengan sponsor yang terlibat dalam program news untuk ditayangkan di program news, seperti logo sponsor pada credit title, super impose dan running text </li>
</ul>Flow of Work Departemen<br />
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEiwL8zAZLp2p_0sc5rU1IsXjaCNCpyUow2lc_Zrz0oXjj_5e2ZGVl_NBUgA-Km54XDAWrwh8Af05vSbvLC1U8e9ykVHuuQuScL91cGivda6GLZzvTckz6v-7VOo0bcxBtAEFuAB5rmssM-E/s1600/flowwork+news.bmp" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" height="371" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEiwL8zAZLp2p_0sc5rU1IsXjaCNCpyUow2lc_Zrz0oXjj_5e2ZGVl_NBUgA-Km54XDAWrwh8Af05vSbvLC1U8e9ykVHuuQuScL91cGivda6GLZzvTckz6v-7VOo0bcxBtAEFuAB5rmssM-E/s400/flowwork+news.bmp" width="400" /></a></div><br />
</div>AYIP NONOhttp://www.blogger.com/profile/18078712358226262863noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-1915472901150562322.post-34335485881736265782010-05-01T16:30:00.001+07:002010-05-17T15:02:29.459+07:00Radio Digital<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhiHnZrTxfXS4br_A9frOOT4KZ_EiODhgaSAd8mBL5i2SSwv0WtAlLiJlsyfLt41rnGD3uzhImN5BRu2mUzDGHSY3vjpJUbWYi7vBJHh0og2pDWiPiJZ3BwLZf4FbKOb19xoiSlLrmLwo27/s1600/335_DAB-radio-logo-200.jpg.gif" imageanchor="1" style="clear: left; float: left; margin-bottom: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" height="88" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhiHnZrTxfXS4br_A9frOOT4KZ_EiODhgaSAd8mBL5i2SSwv0WtAlLiJlsyfLt41rnGD3uzhImN5BRu2mUzDGHSY3vjpJUbWYi7vBJHh0og2pDWiPiJZ3BwLZf4FbKOb19xoiSlLrmLwo27/s200/335_DAB-radio-logo-200.jpg.gif" width="200" /></a></div><div style="text-align: justify;">Setelah televisi direncanakan pindah ke siaran digital, kini mulai ada wacana untuk memulai radio digital. Post kali ini, kita akan membahas tentang tetek bengek sistem radio digital. Cekidot!!!</div><div class="fullpost" style="text-align: justify;"><br />
Ada salah satu perbedaan yang mencolok antara televisi dengan radio digital, yaitu : kalau televisi digital seluruhnya akan migrasi dari analog ke digital, sedangkan radio akan diberikan tambahan spektrum baru. Dengan demikian pesawat radio akan memiliki band MW, SW, FM dan Digital<br />
<br />
Sistem Radio Digital yang digunakan di Indonesia<br />
<blockquote>Dari tiga sistem siaran digital radio, yaitu: DRM (Digital Radio Mondiale), IBOC (In-Band On-Channel) dan DAB (Digital Audio Broadcast), Indonesia memilih DAB. Pemilihan ini tentu saja didasarkan pada beberapa pertimbangan. Di antaranya, DAB dipilih karena menggunakan spektrum frekuensi baru, yaitu di VHF. Sedangkan, DRM beroperasi di MW, dan IBOC di FM, yang keduanya menjadi hal yang sulit untuk diterapkan di Indonesia. MW dan SW juga memiliki jangkauan siaran yang luas, yang dapat menyalahi UU 32 mengenai penyiaran, dimana sebuah penyiaran swasta jangkauan siarnya dibatasi. Sementara itu, spektrum FM di kebanyakan kota sudah penuh sehingga migrasi tidak dimungkinkan. Dengan alasan tersebut, DAB dianggap pilihan yang tepat.</blockquote><blockquote>DAB pun secara teknologi memiliki beberapa keuntungan dibandingkan siaran analog FM. Siaran DAB dapat menggunakan Single Frequency Network sehingga dapat menghindari blank spot yang sering ditemukan pada siaran analog FM.</blockquote><blockquote>Dalam aplikasinya, keunggulan DAB lebih banyak dinikmati oleh stasiun radionya dibandingkan pendengarnya. Suara DAB memang tidak jauh beda dari analog FM, hanya saja dalam siaran DAB, selain suara yang stereo, dapat juga disiarkan teks dan grafis sederhana. Misalnya nama lagu, penyanyi atau pesan-pesan antar pendengar.</blockquote>Kendala<br />
<blockquote>Di Indonesia, VHF digunakan oleh TVRI. Karena itu, pengosongan VHF secara menyeluruh harus menunggu sampai TVRI seluruh Indonesia bermigrasi ke digital yang beroperasi di UHF. Menggunakan DAB yang bekerja pada VHF dengan bandwith 7 MHz per kanal dan dapat menampung 14 siaran radio dalam satu kanal, memang masih memungkinkan untuk dilakukan dengan menggunakan kanal-kanal VHF yang kebetulan tidak digunakan TVRI. Hal ini, akan menghambat dimulainya DAB secara serentak di Indonesia karena mungkin kanal yang dialokasikan untuk DAB di kota tertentu masih digunakan TVRI. Bila kosong diperlukan juga uji coba lapangan agar siaran DAB tidak mengganggu TVRI dan begitu pula sebaliknya.</blockquote><blockquote>Indonesia akan menggunakan 4 kanal VHF untuk siaran DAB. Dengan rencana pembagian, 1 kanal siaran radio publik (RRI), 1 kanal radio komunitas, dan 2 kanal radio swasta.</blockquote>Siaran dan Receiver<br />
<blockquote>Dalam siaran DAB, konsep penyelengaraan siaran mirip dengan DVB-T di televisi. Dimana, satu pemancar DAB dapat menyiarkan 14 siaran DAB, sehingga mengharuskan penggunaan multiplexer. Artinya, 14 stasiun radio harus mengirimkan siarannya ke lokasi multiplexer dan pemancar. Dengan kata lain, 14 siaran radio hanya menggunakan satu paket pemancar dan antena.</blockquote><div class="separator" style="clear: both; text-align: center;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgHGSlW1rG3qlFRlVT1AbfI5yFpIqNJcn8mE6QcVGhp0D1844ZzOe7Ok4slLfiStpSLcL1KCn-h3Pulk0jbL1UJ1lagFvlu96QjtU6zeE8l3DtWxxGxwtR67RNoL8BH9e7-p6y3wC7pdvBq/s1600/DAB+Network.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgHGSlW1rG3qlFRlVT1AbfI5yFpIqNJcn8mE6QcVGhp0D1844ZzOe7Ok4slLfiStpSLcL1KCn-h3Pulk0jbL1UJ1lagFvlu96QjtU6zeE8l3DtWxxGxwtR67RNoL8BH9e7-p6y3wC7pdvBq/s320/DAB+Network.jpg" /></a></div><br />
Receiver<br />
<blockquote>Banyak negara yabg telah menggunakan DAB, seperti Australia, Singapura dan beberapa negara di Eropa Barat. Namun populasi dari receiver DAB masih rendah, dan ini mengakibatkan harga menjadi relatif tinggi dibanding receiver analog</blockquote><blockquote>Yang menjadi perhatian bagi industri penyiaran radio adalah bagaimana caranya, supaya populasi dari receiver dapat tumbuh secara cepat sehingga pendengar siaran radio digital semakin tinggi. </blockquote><br />
</div>AYIP NONOhttp://www.blogger.com/profile/18078712358226262863noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-1915472901150562322.post-36246370934246204812010-04-28T14:59:00.000+07:002010-04-28T14:59:06.390+07:00KOMODITAS PROGRAM TV<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEj6G2U3ofNhgog9xGe9ssLICnaER2hpotyhhVaycncPDkPsfyRC001FR9-9POGSvtViExumtGdC3FGl4x751u9BaXAkPRZvQhTbIHhPfxK2moMgd59Wlv8h517kFKhIXLN_WWcyQINenMni/s1600/artistik&jurnalistik.bmp" imageanchor="1" style="clear: left; float: left; margin-bottom: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEj6G2U3ofNhgog9xGe9ssLICnaER2hpotyhhVaycncPDkPsfyRC001FR9-9POGSvtViExumtGdC3FGl4x751u9BaXAkPRZvQhTbIHhPfxK2moMgd59Wlv8h517kFKhIXLN_WWcyQINenMni/s1600/artistik&jurnalistik.bmp" /></a></div>1. Produk Artistik<br />
- Concern/Beauty Concern (Berkepentingan dengan keindahan)<br />
- To Get Satisfaction (Mendapatkan kepuasan)<br />
- To meet the sense of appreciation (memenuhi rasa apresiasi)<br />
- Relatively infinitive improvitation (improvisasi relatif tidak terbatas)<br />
<div class="fullpost"> - Moral of conduct (lebih banyak menyangkut kode moral)<br />
- Memenuhi syarat penulisan sineatik/videografik<br />
- Dramatical Speaking (ungkapan ekspresi dramatis)<br />
- Immitative and Imaginative abstraction (dapat diungkap dan diproses dari imitatif dan imajinatif)<br />
2. Produk Jurnalistik<br />
- Time concern (berkepentingan dengan waktu)<br />
- Mendapatkan kejelasan yang lengkap (to get will informed)<br />
- To meet the sense of curiosity (memenuhi rasa ingin tahu)<br />
- Relatively finite improvitation (improvisasi relatif terbatas)<br />
- Code of ethics (lebih banyak menyangkut kode etik)<br />
- Effective writing<br />
- Effective speaking<br />
- Realistic and factual abstraction (dapat diungkap dan diproses dari realistik dan faktual)<br />
3. Produk Combine (Artistik dan Jurnalistik)<br />
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEijGk9Zm6EN58_q_ynus7iWvzCBB5NZ9oQ2_yEAshiUGJMY21-ZT1Y0aZu7loep0SSdeiYnWK_kX_rxjpOAZosKNl5xVxi8u9UJ3u-BP_gkV0ZdOOLuSayGWbrdgbJfkvu4_fTbMt9thrTH/s1600/komoditas+program+TV.bmp" imageanchor="1" style="clear: left; float: left; margin-bottom: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEijGk9Zm6EN58_q_ynus7iWvzCBB5NZ9oQ2_yEAshiUGJMY21-ZT1Y0aZu7loep0SSdeiYnWK_kX_rxjpOAZosKNl5xVxi8u9UJ3u-BP_gkV0ZdOOLuSayGWbrdgbJfkvu4_fTbMt9thrTH/s1600/komoditas+program+TV.bmp" /></a></div><br />
<br />
</div>AYIP NONOhttp://www.blogger.com/profile/18078712358226262863noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-1915472901150562322.post-86138727968770327402010-04-27T14:00:00.005+07:002010-04-28T13:52:34.869+07:00GARUDA TV (GTV)<div class="separator" style="clear: both; font-family: "Trebuchet MS",sans-serif; text-align: center;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgyRD7nKg2fJHe_yEsYqT3MQcitQaeI5KPCa11RU62lspOYsGjcsqIjltuayWLJOS1Yvp-vmFSAK-_kZyqDct031ilG9pjYWg1WlfYS_gWe_0MS6cThfAe4Bhe1i0hsbJSLFLcw5r2wtb3Q/s1600/gTV.JPG" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" height="35" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgyRD7nKg2fJHe_yEsYqT3MQcitQaeI5KPCa11RU62lspOYsGjcsqIjltuayWLJOS1Yvp-vmFSAK-_kZyqDct031ilG9pjYWg1WlfYS_gWe_0MS6cThfAe4Bhe1i0hsbJSLFLcw5r2wtb3Q/s400/gTV.JPG" width="400" /></a></div><div style="font-family: "Trebuchet MS",sans-serif; text-align: justify;">Televisi asli Indonesia ini awal mula bersiaran lewat Cable TV System di Belanda, tapi saya lihat kemarin di Bandung sudah menayangkan color bar memakai system teresterial broadcast di kanal 24. Artinya persaingan televisi akan semakin ketat terutama dari content programnya. Terus apa saja sih yang di tawarkan oleh televisi ini untuk memuaskan pemirsanya. Yuk kita simak uraiannya!!!</div><div class="fullpost" style="font-family: "Trebuchet MS",sans-serif; text-align: justify;"><div style="text-align: justify;">Menurut website resminya, awalnya televisi ini ingin menjadi televisi pertama Indonesia yang eksis di Eropa, apalagi dengan membludaknya orang Indonesia di Belanda yang ingin mendapatkan informasi perkembangan yang terjadi di negrinya. Menurut data Biro Pusat Statistic (CBS) saat ini terdapat lebih dari 1 juta orang Belanda dengan latar belakang Asia yang tinggal dan bekerja di Belanda. Lebih dari 10% dari kelompok ini tiba di Belanda sebelum ia berusia 6 tahun.</div><div style="text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;">Walaupun dulu kita dijajah, 40% orang Belanda memiliki ikatan emosional yang kuat dengan Indonesia. Perdagangan antara kedua negara tahun lalu meningkat menjadi $ 2.272.000, hampir dua kali lipat dari 1.294.000 pada tahun 2003. Belanda juga merupakan salah satu investor asing terbesar di Indonesia, kerjasama sosial budaya antara kedua negarapun terus berkembang. Inilah yang menjadi alasan utama berdirinya TV ini.</div><div style="text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;">Dari sisi program, GTV menekankan pada hiburan, berita dan informasi dari kepulauan Indonesia yang besar. Informasi tentang perkembangan politik, ekonomi dan sosial di Indonesia akan sangat penting bagi posisi GTV.</div><div style="text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;">Sejak Januari 2006 GTV, bersiaran untuk pelanggan dari operator kabel utama Belanda Casema, UPC dan Multikabel. Programnya bervariasi dari mulai film, berita dan informasi, dokumenter, musik, gaya hidup dan olahraga di Indonesia dan negara-negara tetangga. Setelah peluncuran TV ini, diarahkan lebih dari 120 jam siaran dokumenter dan gaya hidup di jantung sumber identitas Indonesia.</div><div style="text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;">Tujuan Garuda TV unik, "Indonesia untuk membawa hati Belanda. GTV bertindak sebagai jembatan antara Belanda dan Indonesia, dan memisahkan kebenaran dari fiksi. Garuda TV menawarkan pertukaran, kepentingan bersama, on-air serta peluang iklan online di bidang multidimensi sebagai seni dan budaya, gaya hidup, perjalanan, dokumenter, film, musik dan makanan.</div><div style="text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;">Nih gan, program detailnya :</div><div style="text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;">1. Hiburan : Avonturier Uitdagingen : Ngowboy, Berbincang Jalan, B’Gaul, Idolen : Ala Idola, Maniac Van Video Spellejes : GaX, My Hobby</div><div style="text-align: justify;">2. Komedi : Satu Kakak 7 Ponakan, Norak Tapi Beken, Bajaj Bajuri</div><div style="text-align: justify;">3. Komedi Drama : Jalan Jaksa, Kecil-Kecil Jadi Manten, Cintaku Di Rumah Susun, Julia Anak Gedongan, Sok Kenal Sok Deket</div><div style="text-align: justify;">4. Kuliner : Mutiara Khatulistiwa</div><div style="text-align: justify;">5. Dokumenter : Bali Natuur : Jagad Bali, De Rijkdom van Indonesische Wateren, Discover Indonesia, Documentaire over Ambon, Expedition </div><div style="text-align: justify;">Indonesische Mozaik, Kelana Nusantara, Key of Success, Mutiara Nusantara, Oasis, Periscope, Permata Tangguh, Potret, Sketsa Jakarta, Sketsa Nusantara, Speciaal van Batavia : Lenggak-Lenggok Jakarta, Tapak Indonesia, Teropong, Jalan-Jalan Selebriti, Telaah, X-Sen</div><div style="text-align: justify;">6. Drama : Juragan Lenong, Keluarga Cemara, Kawin Gantung, Istri Pilihan, Nyonya-Nyonya Sosialita, Air Mata Ibu, Jelita & Juwita, Mencintaimu, Kupu-Kupu Kertas, Tiga Orang Perempuan, Melati, Perawan Desa, Dua Hati Menyatu, Pelangi Harapan, Janjiku, Setetes Embun, Dewi Fortuna, Terajana, Wah Cantiknya</div><div style="text-align: justify;">7. Drama Ethnic : Borobudur, Brama Kumbara's troon</div><div style="text-align: justify;">8. Drama Series : Shakila, Wong Cilik</div><div style="text-align: justify;">9. Edukatif : Stadshoek, Wist Je Dat</div><div style="text-align: justify;">10. Entertainment : Komunitas Kita, My World</div><div style="text-align: justify;">11. Ethnic : Wayang Kulit</div><div style="text-align: justify;">12. Fashion : Gaya, Gaya Q</div><div style="text-align: justify;">13. Game Show : Go Go Gasing</div><div style="text-align: justify;">14. Het leven van beroemde personen : My Life</div><div style="text-align: justify;">15. Hobi : Autogenic, Knutselen : Modis</div><div style="text-align: justify;">16. Infotainment : Lens (Star Exclusive) – Bekend, Star & Friends, Stars Of Asia</div><div style="text-align: justify;">17. Kinder Drama : Een Verhaal uit Het Sprookjesland : Nirmala, Kinder Verhalen : Bidadari, Adi dan Ayah, Iedereen Houdt Van Chika</div><div style="text-align: justify;">18. Kookprograma : Koken & Reizen : Escapade With Rudy</div><div style="text-align: justify;">19. Life Style : Beauty & Style, B'Gaul, Healthy Life, Di Balik Gaya</div><div style="text-align: justify;">20. Movies Drama : From GTV with Love : Di Tepi Kerinduan, Indonesische Mega Movie</div><div style="text-align: justify;">21. Musik : GTV Clips, Indie, Muziek, Indonesische Pop Muziek, Kerontjong, Lagu-Lagu Hawaian, Mega Band, SIGROMILAZ, Partitu</div><div style="text-align: justify;">22. Misteri : Mysterie: De Haarspeld Van de Godin Van Zuidree (Nyi Roro Kidul), Occultisme</div><div style="text-align: justify;">23. Reizen : Archipelago</div><div style="text-align: justify;">24. Vrouwen Wereld : My Style (Gaya Wanita Uptown)</div><div style="text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;">Kalau mau lihat videonya di <a href="http://www.garudatv.nl/2008/">sini</a></div><br />
</div>AYIP NONOhttp://www.blogger.com/profile/18078712358226262863noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-1915472901150562322.post-80410820420070808252010-04-27T09:57:00.002+07:002010-04-28T12:44:51.238+07:00Sebutan Kualitas Teknik Acara (Audio)<span style="font-family: "Trebuchet MS",sans-serif; font-size: small;"></span><span style="font-family: "Trebuchet MS",sans-serif; font-size: small;"></span><br />
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhuwK9a_PAulo-gP90jIqbwCBJSJ5P0zUXyNDj8Ji6N-vB35ReLMP_9KVqoUCB0UXxQ3QObHzXwqWUVsXNJ7GTrm9eF2fsvjU00CqjBwCXeqUbRHuZgMAj-N9T2h1rLjhrU5nfggrKhzdXk/s1600/images.jpg" imageanchor="1" style="clear: left; float: left; margin-bottom: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" height="152" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhuwK9a_PAulo-gP90jIqbwCBJSJ5P0zUXyNDj8Ji6N-vB35ReLMP_9KVqoUCB0UXxQ3QObHzXwqWUVsXNJ7GTrm9eF2fsvjU00CqjBwCXeqUbRHuZgMAj-N9T2h1rLjhrU5nfggrKhzdXk/s200/images.jpg" width="200" /></a></div><div style="font-family: "Trebuchet MS",sans-serif; text-align: justify;"><span style="font-size: small;">Background Cues</span></div><div style="font-family: "Trebuchet MS",sans-serif; text-align: justify;"><blockquote><span style="font-size: small;">Gangguan dari suara intercom (talk back) yang masuk ke dalam program yang mungkin disebabkan karena cross talk</span></blockquote></div><div class="fullpost" style="font-family: "Trebuchet MS",sans-serif; text-align: justify;"><span style="font-size: small;">Background Noise</span><br />
<blockquote><span style="font-size: small;">Gangguan suara dari luar yang masuk ke dalam program melalui microphone</span></blockquote><span style="font-size: small;">Balance Poor (volume)</span><br />
<blockquote><span style="font-size: small;">Ketidaksamaan level suara antara berbagai sumber di dalam suatu program yang sama</span></blockquote><span style="font-size: small;">Balance Poor (tone) </span><br />
<blockquote><span style="font-size: small;">Nada (tinggi rendah frekuensi suara) yang tidak sama antara berbagai sumber di dalam suatu program yang sama</span></blockquote><span style="font-size: small;">Booming</span><br />
<blockquote><span style="font-size: small;">Suara bass (frekuensi rendah) yang berlebihan yang disebabkan oleh room akustik</span></blockquote><span style="font-size: small;">Breaking up</span><br />
<blockquote><span style="font-size: small;">Suara hilang timbul secara tidak teratur atau tidak sama sekali</span></blockquote><span style="font-size: small;">Distortion Harmonic</span><br />
<blockquote><span style="font-size: small;">Gangguan suara yang kedengarannya pecah yang disebabkan oleh level yang terlalu tinggi atau daerah kerja yang sistem tidak linier</span></blockquote><span style="font-size: small;">High Frequencies Lacking</span><br />
<blockquote><span style="font-size: small;">Kualitas suara yang tidak jernih (briliant)</span></blockquote><span style="font-size: small;">High Level </span><br />
<blockquote><span style="font-size: small;">Level suara yang terlalu tinggi (suara terlalu keras/kuat)</span></blockquote><span style="font-size: small;">Hiis</span><br />
<blockquote><span style="font-size: small;">Noise pada frekuensi tinggi yang terdengar sebagai latar belakang (mendesis)</span></blockquote><span style="font-size: small;">Hum</span><br />
<blockquote><span style="font-size: small;">Suara background yang mengganggu dengan frekuensi 50 Hz atau harmonicnya</span></blockquote><span style="font-size: small;">Loss of Sound</span><br />
<blockquote><span style="font-size: small;">Hilangnya suara pada program</span></blockquote><span style="font-size: small;">Low Frequencies Lacking</span><br />
<blockquote><span style="font-size: small;">Suara bernada tinggi untuk seluruh program</span></blockquote><span style="font-size: small;">Low Level</span><br />
<blockquote><span style="font-size: small;">Level terlalu rendah</span></blockquote><span style="font-size: small;">Plops </span><br />
<blockquote><span style="font-size: small;">Bunyi plop, misalnya karena mic terlalu dekat dengan sumber suara atau limiter overload</span></blockquote><span style="font-size: small;">Sinchronization Error</span><br />
<blockquote><span style="font-size: small;">Suara yang tidak sinkron atau sesuai dengan gerak gambar</span></blockquote><span style="font-size: small;">Wind Noise</span><br />
<blockquote><span style="font-size: small;">Noise yang disebabkan oleh tiupan angin pada mic</span></blockquote><span style="font-size: small;"><br />
</span></div>AYIP NONOhttp://www.blogger.com/profile/18078712358226262863noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-1915472901150562322.post-88251033496484471622010-04-26T13:13:00.003+07:002010-04-28T12:45:49.287+07:00Sebutan Kualitas Teknik Acara TV (Video)<div class="separator" style="clear: both; font-family: "Trebuchet MS",sans-serif; text-align: center;"></div><div class="separator" style="clear: both; text-align: center;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEiJK9sc7iMR2Z5G3MMp0TyZXNJ__tt3jLDwdXUc3-aMKzOtyPHLmhX9JFeDYoVXeXXyutUyiaZxD7kzrVt2JhP01Kwln8-LsyvjT5lzErsZU2Eu9HFFNypLngc7DTSl4xf-ujt8K-F8VRoj/s1600/watermark.cfm.jpg" imageanchor="1" style="clear: left; float: left; margin-bottom: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" height="150" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEiJK9sc7iMR2Z5G3MMp0TyZXNJ__tt3jLDwdXUc3-aMKzOtyPHLmhX9JFeDYoVXeXXyutUyiaZxD7kzrVt2JhP01Kwln8-LsyvjT5lzErsZU2Eu9HFFNypLngc7DTSl4xf-ujt8K-F8VRoj/s200/watermark.cfm.jpg" width="200" /></a></div><div style="font-family: "Trebuchet MS",sans-serif;">After Glow</div><div style="font-family: "Trebuchet MS",sans-serif; text-align: justify;"><blockquote>Warna Putih yang diikuti oleh streaking putih yang disebabkan oleh cahaya yang terlalu terang pada suatu area tabung kamera.</blockquote></div><div class="fullpost" style="font-family: "Trebuchet MS",sans-serif;">Black Crushing<br />
<div style="text-align: justify;"><blockquote>Hilangnya ketajaman pada daerah gelap yang disebabkan oleh ketidaklinieran pada akhir grey scale bagian bawah.</blockquote></div>Camera Miss Matching<br />
<div style="text-align: justify;"><blockquote>Perbedaan yang nyata pada keseluruhan warna (color tone) antara pengambilan gambar yang satu dengan yang lain apbila memakai dua atau lebih kamera yang tidak sama aligning-upnya</blockquote></div>Color Cast<br />
<div style="text-align: justify;"><blockquote>Warna tipis yang merata yang tidak dikehendaki yang tetap ada, walaupun sumber berubah (misal camera : FSS)</blockquote>Color Miss Matching<br />
<blockquote>Perbedaan color balance dari masing-masing sumber gambar pada suatu acara</blockquote>Contrast Lack Of<br />
<blockquote>Gambar kurang kontras</blockquote>Drop Outs<br />
<blockquote>Gambar yang berasal dari VTR rusak (oxide magnetic lepas)</blockquote>Cross Talk<br />
<blockquote>Interferensi/gangguan dari sinyal lain</blockquote>Flare<br />
<blockquote>Gangguan karena refleksi lensa dari kamera, sehingga terjadi noda putih yang berpindah jika arah shooting kamera diubah</blockquote>Flicker<br />
<blockquote>Kesalahan scanning antara dua field yang berbeda sehingga gambar berkedip</blockquote>Focus Lack Of<br />
<blockquote>Berkurangnya vertikal dan horisontal focus, bila disebabkan oleh optis; maka focus berubah terhadap jarak objek ke kamera</blockquote>Ghosting <br />
<blockquote>Bayangan pada gambar yang disebabkan oleh refleksi/pantulan sinyal pancaran</blockquote>HF Noise<br />
<blockquote>Noise yang disebabkan oleh frekuensi tinggi</blockquote>Hum Bars<br />
<blockquote>Garis hitam horisontal yang bergerak ke arah vertikal yang disebabkan oleh induksi power supply</blockquote>LAG<br />
<blockquote>Bayangan tertinggal pada objek yang bergerak</blockquote>Lighting Defects<br />
<blockquote>Penurunan mutu gambar yang disebabkan oleh kondisi lighting</blockquote>Line Jitter<br />
<blockquote>Pergeseran suatu garis ke arah horisontal yang tidak beraturan</blockquote>Loss of Color<br />
<blockquote>Hilangnya warna-warna tertentu pada sebagian atau seluruh gambar karena sub carrier burst dan atau chrominance information kadang-kadang tidak ada</blockquote>Loss of Picture<br />
<blockquote>Tidak ada gambar (blank)</blockquote>Microphony<br />
<blockquote>Modulasi suara tercampur pada sinyal video sehingga terang-gelap gambar berubah-ubah sesuai dengan kuat lemahnya suara</blockquote>VTR Editing Fault<br />
<blockquote>Gangguan gambar seperti tidak lock atau tracking tidak tepat karena penyuntingan tape VTR salah</blockquote>VTR Mistracking<br />
<blockquote>Gambar kelihatan bergetar dan noise atau gambar hilang muncul karena kesalahan pengaturan antara head VTR dengan jejak rekaman</blockquote><br />
</div><blockquote></blockquote><br />
<br />
<br />
<br />
</div>AYIP NONOhttp://www.blogger.com/profile/18078712358226262863noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-1915472901150562322.post-13430193323012264792010-02-28T13:33:00.006+07:002010-04-28T14:06:56.658+07:00Sekilas Televisi Lokal Bandung<div style="text-align: justify;"><div class="separator" style="clear: both; text-align: center;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgSl7rN6WmDlmHbh1_yl_UC7kwz0ZAvET-ovZ5OnrqwaY1YmnHbcXk4ZN1GW3GyJeUSZU9SMJJPqpkEzXMneq-ov719bpokrBdb6hkPAbNBLgu8GY5vDuCCC4glwOwLEHrbLlh2CMBzg6ZU/s1600-h/televisi.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" height="200" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgSl7rN6WmDlmHbh1_yl_UC7kwz0ZAvET-ovZ5OnrqwaY1YmnHbcXk4ZN1GW3GyJeUSZU9SMJJPqpkEzXMneq-ov719bpokrBdb6hkPAbNBLgu8GY5vDuCCC4glwOwLEHrbLlh2CMBzg6ZU/s200/televisi.jpg" width="200" /></a></div><span style="font-size: x-small;">Kekuatan televisi bukan hanya dilihat dari segi inovasi program atau sdmnya saja, tetapi daya pancar (transmisi), visi-misi dan pengaruh terhadap masyarakat juga merupakan suatu pengaruh yang signifikan. Di bawah ini adalah informasi beberapa televisi lokal di Bandung :</span></div><div style="text-align: justify;"><br />
</div><div class="fullpost" style="text-align: justify;"><span style="font-size: x-small;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEi09WWi4wyOqWaFOdE2bIPWS7c2nMzEp9dFN0Tvwt-t9rFeHVOicmyNfObWa-rEnFDHoIUviA6ScppeMuqxpbmP5n44UvTeCao3G4VORyDRRzk_Hpx2uRE5j-sa_6Je6jD9LkXNpSnxP06d/s1600-h/tve.gif" imageanchor="1" style="clear: left; float: left; margin-bottom: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" height="125" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEi09WWi4wyOqWaFOdE2bIPWS7c2nMzEp9dFN0Tvwt-t9rFeHVOicmyNfObWa-rEnFDHoIUviA6ScppeMuqxpbmP5n44UvTeCao3G4VORyDRRzk_Hpx2uRE5j-sa_6Je6jD9LkXNpSnxP06d/s200/tve.gif" width="200" /></a>1. TVE</span><br />
<blockquote><span style="font-size: x-small;">TVE (Televisi Edukasi) adalah sebuah stasiun televisi di Indonesia. Stasiun televisi ini khusus ditujukan untuk menyebarkan informasi di bidang pendidikan dan berfungsi sebagai media pembelajaran masyarakat. Stasiun televisi ini diresmikan oleh Menteri Pendidikan Abdul Malik Fadjar tanggal 12 Oktober 2004. Studio TVE berada di Jakarta, dan memiliki afiliasi dengan stasiun televisi pendidikan di daerah. Televisi Edukasi dimiliki oleh Departemen Pendidikan Nasional. TVE mulai mengadakan kompetisi KIHAJAR Award sejak tahun 2004. Komperisi ini diadakan bertujuan untuk mencari siswa SMP yang berprestasi. Siswa yang berprestasi atau memenangkan KIHAJAR Award akan mendapat beasiswa sampai S1. Di Jawa Barat, TVE beropersi di dua kanal VHF, Bandung (SMKN 1 Ketapang) di ch 7 VHF dengan daya 0,1 KW dan Cimahi (SMKN 1 Cimahi, Jalan Leuwigajah) di ch 5 VHF.</span></blockquote><span style="font-size: x-small;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEj0qjim2VSQkVS4NXiMt72jAN4EX3_OiF-OI6laKsh5eNGuNBFqDkXMuvX7z9KQBUpkzayknFVkcikuIODCx_dcyzJuML0LhYqdiB3i5jQ7iATF30tRdKbDuoh8Gxp0jBupiomG_62fqTom/s1600-h/22+UHF+-+IMTV.jpg" imageanchor="1" style="clear: left; float: left; margin-bottom: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" height="194" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEj0qjim2VSQkVS4NXiMt72jAN4EX3_OiF-OI6laKsh5eNGuNBFqDkXMuvX7z9KQBUpkzayknFVkcikuIODCx_dcyzJuML0LhYqdiB3i5jQ7iATF30tRdKbDuoh8Gxp0jBupiomG_62fqTom/s200/22+UHF+-+IMTV.jpg" width="200" /></a>2. IMTV</span><br />
<blockquote><span style="font-size: x-small;">Televisi yang dulunya bernuansa musik (Indonesian Music Televisi) ini merupakan sebuah stasiun televisi lokal berkualitas tayang nasional karena telah dibeli dan didanai oleh raksasa broadcast Indonesia (MNC) yang masih satu group dengan PT. Sun Televisi Network. Berlokasi di frekuensi 22 UHF, IMTV mengudara mulai pukul 05.00 sampai 24.00 WIB dengan beragam acara talkshow live interaktif, tv magazine, news, kuis, music program, documentary dan serial kartun anak. Untuk daya pancarnya, televisi ini berada di kekuatan 10KW sehingga mampu menjangkau daerah Bandung Raya, Cimahi, Majalengka, Sumedang, Purwakarta dan sekitarnya. Coverage Summary televisi ini mentargetkan 10.914.068 audience atau sekitar 1/4 penduduk Jawa Barat</span></blockquote><br />
<a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjv7KVgF57s0EUlaSMElyesAmNjN2kTJ3sbWbRlrCl5OxJGa0pYm_qNnBvst62-j6MbvvYRSsZARr2xfMP6g02IkFtM5_UiA2k-jFEDnNjdGtoId9LhyphenhyphenCyHDp5KZIbaB-nSulnBeqt1NnSv/s1600-h/pjtv.png" imageanchor="1" style="clear: left; float: left; margin-bottom: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" height="200" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjv7KVgF57s0EUlaSMElyesAmNjN2kTJ3sbWbRlrCl5OxJGa0pYm_qNnBvst62-j6MbvvYRSsZARr2xfMP6g02IkFtM5_UiA2k-jFEDnNjdGtoId9LhyphenhyphenCyHDp5KZIbaB-nSulnBeqt1NnSv/s200/pjtv.png" width="200" /></a><br />
<br />
<span style="font-size: x-small;"> </span><br />
<br />
<span style="font-size: x-small;"> 3.PJTV</span><br />
<blockquote><span style="font-size: x-small;">Televisi bejaring ini (Jawa Group), berdiri pada tahun 2005 di Bandung yang awalnya berada di channel 40 UHF dengan kekuatan pemancar 3KW. Kini telah bermigrasi ke channel 27 UHF dan isunya kini telah meng-upgrade pemancarnya menjadi 10 KW dengan estimasi coverage area Bandung Raya, Cimahi, Majalengka, Sumedang, Purwakarta dan sekitarnya. </span></blockquote><br />
<br />
<br />
<br />
<a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjsU1r35_0JQ2ldKaesd72Dfr2NBaL2yVUWPzLB9i-RLf69a6KMZUicrCzwZ4-zsIHgP_vUh8sqi7CZJaEAnKGOhcA46lbhVD5TJIQjqMPcscuIXN3JzSRCS_RUzwNRlwdORM0dIaSAF5oa/s1600-h/spacetoon.jpg" imageanchor="1" style="clear: left; float: left; margin-bottom: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" height="117" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjsU1r35_0JQ2ldKaesd72Dfr2NBaL2yVUWPzLB9i-RLf69a6KMZUicrCzwZ4-zsIHgP_vUh8sqi7CZJaEAnKGOhcA46lbhVD5TJIQjqMPcscuIXN3JzSRCS_RUzwNRlwdORM0dIaSAF5oa/s200/spacetoon.jpg" width="200" /></a><span style="font-size: x-small;"> </span><br />
<span style="font-size: x-small;">4. SpaceToon</span><br />
<blockquote><span style="font-size: x-small;">Televisi yang memiliki motto "Spacetoon Saluran Masa Depan" merupakan salah satu stasiun televisi lokal di Bandung tetapi karena berjaringan spacetoon berkualitas nasional, apalagi dimiliki oleh TVRI dan bekerja sama dengan Spacetoon International. Bahkan spacetoon juga dapat disaksikan melalui Satelit Palapa C-2 dan hebatnya lagi hadir melalui media telekomunikasi seluler dengan memanfaatkan layanan 3G yang telah diluncurkan oleh Excelcomindo (XL), Indosat dan Telkomsel. Untuk wilayah Bandung, spacetoon mengandalkan siaran teresterial analognya di channel 30 UHF dengan kekuatan transmisi di 5KW yang mampu menjangkau Bandung Raya, Cimahi, sebagian Sumedang dan Purwakarta.</span></blockquote><span style="font-size: x-small;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEggWP7chHtomyC2hso0AA7EXVuye2nJVi-mdU2xEmbOwkefSUIVaVxzsg-2MXyrmdjPVBAJqUtwuCMP6Z0cpfj-kDeNxo7jUq53D8C7KZHhMLazGo19YtL4DgPFZHl1uHgCMpVyfKW8rGg0/s1600-h/stv.php" imageanchor="1" style="clear: left; float: left; margin-bottom: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" height="156" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEggWP7chHtomyC2hso0AA7EXVuye2nJVi-mdU2xEmbOwkefSUIVaVxzsg-2MXyrmdjPVBAJqUtwuCMP6Z0cpfj-kDeNxo7jUq53D8C7KZHhMLazGo19YtL4DgPFZHl1uHgCMpVyfKW8rGg0/s200/stv.php" width="200" /></a> </span><br />
<span style="font-size: x-small;">5. STV</span><br />
<blockquote><span style="font-size: x-small;">STV mulai mengudara pada tanggal 1 Januari 2005 di frekuensi 34 UHF. Tagline STV adalah One Tune Hade (berani tampil bagus). Dengan kekuatan daya 5 KW televisi ini mencoba menyajikan berbagai tayangan kebudayaan Bandung. Berdasarkan penelitian yang dilakukan dengan menggunakan metode CSI, CSGI, Top Bottom Two Boxes, Analisis Kuadran dan CPI terhadap variabel-variabel layanan yang diberikan oleh pihak stasiun TV yang disesuaikan dengan dimensi kualitas pelayanan menurut Parasuraman, Zeithaml dan Berry yang terdiri dari ; bukti nyata (Tangible), kehandalan (Reliability), daya tanggap (Responsiveness), jaminan (Assurance) dan empati (Empathy), STV tercatat sebagai stasiun TV lokal terbaik dengan nilai CSI 81.86% dan CSGI -0.82. Dari metode Top Bottom Two Boxes, STV juga menempati urutan pertama dengan jumlah unsatisfield customer terendah sebanyak 6.81 % dan satisfield customer tertinggi sebanyak 58.27%</span></blockquote><br />
<span style="font-size: x-small;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhpqBNcXIcnhWbSHncj4SNp7KU5znBqu8zg8dsq0q4rvvmx28KXrPlDmY0_7LZyWFbCGa5_m9tBzbtDA8VFCW-DWFurlgFd52-HdQwCqum4oZX1QdVHT8dibMa7_N3ZMNKU3wMsy3tVwcxK/s1600-h/36+UHF+-+CT+Channel.jpg" imageanchor="1" style="clear: left; float: left; margin-bottom: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" height="200" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhpqBNcXIcnhWbSHncj4SNp7KU5znBqu8zg8dsq0q4rvvmx28KXrPlDmY0_7LZyWFbCGa5_m9tBzbtDA8VFCW-DWFurlgFd52-HdQwCqum4oZX1QdVHT8dibMa7_N3ZMNKU3wMsy3tVwcxK/s200/36+UHF+-+CT+Channel.jpg" width="200" /></a></span><br />
<br />
<span style="font-size: x-small;">6. CT-Channel</span><br />
<blockquote><span style="font-size: x-small;">Siarannya berada di frekuensi 36 UHF, mempunyai segementasi sebagai televisi pariwisata khususnya di daerah Jawa Barat. Televisi ini merupakan bagian perusahaan yang didirikan oleh PT Visual Insan Persada berdasarkan izin penyelenggaraan penyiaran dari KPI Pusat dan izin penetapan frekuensi dari Dinas Perhubungan Jawa Barat. Tayangan yang disuguhkan oleh stasiun ini adalah Cahaya Nusantara Televisi (CNTV). CT-Channel juga merupakan salah satu televisi yang mempunyai kemampuan nasional, karena selain dayanya yang sekualitas TV nasional (20 KW) sehingga menjangkau seputar Kota Bandung yaitu; Kabupaten Bandung, Kota Cimahi, Kabupaten Garut, sebagian Kabupaten Sumedang, Kota Cianjur, sebagian Kabupaten Bogor, dan sebagian Priangan Timur, televisi ini pun programnya disuplai dari pusat (Cahaya Nusantara Televisi). Uniknya, CT-Channel adalah satu-satunya televisi yang tidak ada kumandang adzannya karena memang televisi ini merupakan televisi dengan program-program misionaris.</span></blockquote><span style="font-size: x-small;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjEc0laSKUh3N1lrKyaQT_6XIb288ALmgrFMLFUe5oeyRlutZr7GATO9-Fpo7X6Xa4uqTQgaOxswn8WnF__PbTrkTFz2_-PlkH9tXkdZqb_NpD5uDziarYYgNj-IEJ-s2chsUpA5IFta2e7/s1600-h/bandung+tv.jpg" imageanchor="1" style="clear: left; float: left; margin-bottom: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" height="200" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjEc0laSKUh3N1lrKyaQT_6XIb288ALmgrFMLFUe5oeyRlutZr7GATO9-Fpo7X6Xa4uqTQgaOxswn8WnF__PbTrkTFz2_-PlkH9tXkdZqb_NpD5uDziarYYgNj-IEJ-s2chsUpA5IFta2e7/s200/bandung+tv.jpg" width="200" /></a> </span><br />
<br />
<span style="font-size: x-small;"></span><br />
<span style="font-size: x-small;">7. Bandung TV</span><br />
<blockquote><span style="font-size: x-small;">Bandung TV adalah stasiun televisi (TV) lokal swasta pertama di Kota Bandung, Jawa Barat. Sebagai wadah kreatifitas masyarakat Sunda, televisi ini menitikberatkan program acaranya pada upaya pencerahan masyarakat dalam segala aspek kehidupan dengan fondasi seni budaya. Stasiun ini dapat diakses melalui saluran 38 UHF. Slogannya "Jati Diri Pasundan" ditujukan dengan upaya mengangkat kembali nilai-nilai budaya dan potensi lokal yang terdapat di Jawa Barat pada umumnya dan Bandung khususnya sebagai ibu kota provinsi. Logo Bandung TV terbangun dari beberapa unsur yaitu Kembang Cangkok Wijayakusumah,Kujang,serta tulisan BANDUNG merupakan manunggaling Tri Tangtu di Buana, yakni sang Rama, sang Resi, serta sang Ratu, atau merupakan kesatuan hakiki dari sifat manusia linuhung yang silih asih, silih asah, serta silih asuh. TElevisi ini, berjaringan dengan Bali TV-Jogja TV-Semarang TV-Sriwijaya TV- Aceh TV-Surabaya TV. Dengan daya sekitar 5 KW, Bandung TV menempati urutan kedua di bawah STV dalam penelitian yang dilakukan dengan menggunakan metode CSI, CSGI, Top Bottom Two Boxes, Analisis Kuadran dan CPI. Bandung TV memperoleh nilai CSI 81.36% dan CSGI -0.84. Sementara dari metode Top Bottom Two Boxes televisi ini memiliki unsatisfield customer sebesar 8.54% dengan satisfield customer sebesar 57.83%.</span></blockquote><br />
<br />
<span style="font-size: x-small;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEinKFBWDrJfKI7V7qiyyQYoVivLChPAY9g1N6_v0xHClH0-Fzo-tZ-T4jP-YxqoZ0zzT2I_00Bie_Mi7fA2nda1PUpE3umdnTqo_1R0FnBibUJq7zrmh2F4BHiM6TbLL_YyzWXvyHyVebvp/s1600-h/Logo+LPP-TVRI.png" imageanchor="1" style="clear: left; float: left; margin-bottom: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEinKFBWDrJfKI7V7qiyyQYoVivLChPAY9g1N6_v0xHClH0-Fzo-tZ-T4jP-YxqoZ0zzT2I_00Bie_Mi7fA2nda1PUpE3umdnTqo_1R0FnBibUJq7zrmh2F4BHiM6TbLL_YyzWXvyHyVebvp/s320/Logo+LPP-TVRI.png" /></a>8. TVRI Jabar</span><br />
<blockquote><span style="font-size: x-small;">Televisi yang balik lagi di channel 40 UHF ini menurut data resminya memiliki daya antara 1 s/d 10.000 watt, Jangkauan Siaran : 35.862 km2= 81.18% dan Jangkauan Penduduk : 37.400.320 jiwa = 85.89%. Untuk informasi lebih jelasnya, lihat saja di http://www.tvri.co.id/bandung/</span></blockquote><br />
<span style="font-size: x-small;"></span><br />
<a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEioXr5XxHmfsNF6icsY3dJnlKuFKbCZbLPuVYHjmHspxzCardKHZXEAiJ16f3WSAVZtwjDrEbMtqUZ30_PRSA52Lm-FicVqOCQH5ygsbcfXQ0uEBLyJJXtvnRWqr1Avr_nE_oGOwKwI0PZq/s1600-h/Logo-MQ-tv-small.gif" imageanchor="1" style="clear: left; float: left; margin-bottom: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" height="143" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEioXr5XxHmfsNF6icsY3dJnlKuFKbCZbLPuVYHjmHspxzCardKHZXEAiJ16f3WSAVZtwjDrEbMtqUZ30_PRSA52Lm-FicVqOCQH5ygsbcfXQ0uEBLyJJXtvnRWqr1Avr_nE_oGOwKwI0PZq/s200/Logo-MQ-tv-small.gif" width="200" /></a><span style="font-size: x-small;"> </span><br />
<span style="font-size: x-small;">9. MQTV</span><br />
<blockquote><span style="font-size: x-small;">MQTV mulai mengudara pada tanggal 28 Oktober 2003 melalui satelit Palapa C2 milik Indosat Group. Stasiun yang didirikan oleh Abdullah Gymnastiar ini berpusat di Bandung, Jawa Barat. Motto MQTV ialah "Sahabat Penyejuk Hati". Saat ini MQTV sudah resmi siaran menjadi TV lokal Bandung pada 60 UHF dengan kekuatan daya awal 2,5 KW yang coverage areanya mencakup wilayah kota Bandung dan sebagian kota-kota sekitarnya. Pada pertengahan 2007 televisi ini meng-upgrade pemancarnya menjadi 10 KW, tetapi karena masalah teknis kualitasnya tidak seperti yang diharapkan. Dengan kegigihan para teknisinya televisi ini mampu bangkit dari keterpurukan kualitas sinyal dengan biaya yang bisa dianggap paling-paling murah di antara televisi manapun. Seiring dengan membaiknya kualitas siarannya, MQTV berani tampil sebagai satu-satunya televisi bernuansakan religi yang tetap memperhatikan kualitas pattern dan program acaranya. Dengan kuatitas SDM yang minim, saat ini, MQTV mampu menyajikan program yang berkualitas, edutaiment dan menghibur. MQTV juga mampu menyajikan pernak-pernik grafis yang tak kalah dasyatnya dengan televisi standar nasional. Program-program yang uptodate, bisa diikuti dengan bergabung di facebook MQTV Islami.</span></blockquote><br />
<span style="font-size: x-small;">by : Arief Yuliono, dari berbagai sumber</span> </div>AYIP NONOhttp://www.blogger.com/profile/18078712358226262863noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-1915472901150562322.post-7938965861230773242010-02-23T17:00:00.002+07:002010-04-28T12:47:55.731+07:00Langkah Membuat Shot<span style="font-size: x-small;"></span><br />
<div style="text-align: justify;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEirnGhK-6RJKO_FYIgJZpMjYH3xIfmBPjPbl97KC8LgQGZespley65K4OsOPqaQd96P6vXaQLaq61dXtBjXjbGoid60XPX3TfpBRzPOJPGbNiQWb1FTMoEeMG_rC0MClGwKv8eb3G_5Sk8E/s1600-h/video-shoot1.jpg" imageanchor="1" style="clear: left; float: left; margin-bottom: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" height="150" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEirnGhK-6RJKO_FYIgJZpMjYH3xIfmBPjPbl97KC8LgQGZespley65K4OsOPqaQd96P6vXaQLaq61dXtBjXjbGoid60XPX3TfpBRzPOJPGbNiQWb1FTMoEeMG_rC0MClGwKv8eb3G_5Sk8E/s200/video-shoot1.jpg" width="200" /></a><span style="font-size: x-small;">Langkah Membuat Shot :</span></div><div style="text-align: justify;"><span style="font-size: x-small;">1. Menentukan Angle</span></div><blockquote><div style="text-align: justify;"><span style="font-size: x-small;">Hal ini adalah langkah paling awal dari tugas seorang director. Tanpa langkah ini semua kru tidak bisa bekerja karena berhubungan dengan semua elemen visual yang akan diciptakan seperti camera placement, set art direction, blocking pemain dll. </span></div></blockquote><br />
<br />
<br />
<div class="fullpost" style="text-align: justify;"><span style="font-size: x-small;">2. Menentukan Blocking Pemain</span><br />
<blockquote><span style="font-size: x-small;">Blocking pemain sangat penting karena menyangkut step berikutnya, yaitu berhubungan dengan set lighting dan set camera. kamera akan menyesuaikan pergerakan tokoh bukan sebaliknya.</span><br />
<span style="font-size: x-small;">Untuk mempermudah pergerakan pemain yaitu kapan dia harus bergerak dan kapan harus berhenti maka digunakan dengan cara position marking. </span></blockquote><span style="font-size: x-small;">3. Menentukan Blocking Kamera</span><br />
<blockquote><span style="font-size: x-small;">Blocking kamera meliputi rancangan penempatan posisi kamera , pergerakan kamera dan type shot yang akan digunakan.</span></blockquote><span style="font-size: x-small;">4. Set Lighting dan Set Artistik.</span><br />
<blockquote><span style="font-size: x-small;">Langkah ini biasanya dilakukan secara simultan. Lightingman dan art director akan mendesain produksinya sesuai type shot yang digunakan.</span></blockquote><span style="font-size: x-small;">Apa saja yang dilakukan saat departemen lighting mengeset lighting ? </span><br />
<blockquote><span style="font-size: x-small;">a. Tentukan stunt in (orang dari salah satu kru- biasaya asisten sutradra atau PA).Stunt in dibutuhkan untuk menggantikan tokoh utama yang berada di set. Stunt in ini sangat penting kedudukannya karena sangat dibutuhkan oleh departemen lighting dalam mengeset lampu untuk tokoh utama. Dengan cara ini, saat set lighting dipersiapkan, tokoh utama bisa beristirahat sambil memahami script yang akan dibawakan nanti ketika take.</span><br />
<span style="font-size: x-small;">b. Kasih Frame. Istilah ini adalah bahasa seorang sutradara atau program director. Cameraman bertugas memberikan gambar (frame) sesuai dengan instruksi sutradara. Teknik ini biasanya dilakukan dengan cara lock frame (kamera tidak bergerak). Jika harus bergerak dilakukan sesuai angle, type shot dan pergerakan kamera yang akan digunakan. Dengan teknik ini seorang director akan menganalisa apa yang ada dalam frame sesuai dengan keinginannya.</span><br />
<span style="font-size: x-small;">c. Check Frame. Semua department, penyutradaraan, camera, lighting, dan art harus selalu melihat monitor “milik” sutradara. Hal ini berhubungan dengan kebutuhan dan perubahan teknis dan estetika yang ada di frame. Dengan melihat monitor sutradara secara bersamaan akan memudahkan komunikasi secara langsung jika ada perubahan atau perbaikan yang ada di dalam frame tersebut.</span><br />
<span style="font-size: x-small;">d. Check Sound. Seorang sutradara harus mendengarkan sendiri suara yang muncul dari speaker/headphone, apakah sudah memenuhi syarat sesuai kebutuhan produksi. Hal ini tentunya dikomunikasikan dengan soundman atau kameraman untuk keperluan standar teknis saat itu.</span></blockquote><span style="font-size: x-small;">5. Latihan di Set. </span><br />
<blockquote><span style="font-size: x-small;">Latihan sangat perlu dilakukan terutama untuk pemain baru atau pemain yang belum pernah berhadapan dengan kamera. Tahap ini seorang director sangat besar perannya dalam memupuk kepercayaan diri dan mengangkat emosi pemain. Dengan komunikasi yang baik dan pendekatan yang tepat akan membuat pemain merasa nyaman dan akhirnya mampu melakukan tugasnya. Tips yang digunakan biasanya adalah menciptakan sebuah pendekatan informal sebelum shooting berlangsung. Hal ini menjadi tanggung jawab sutradara sepenuhnya terhadap pemain yang “takut” terhadap kamera sehingga menjadi ”berani” menghadapi kamera. Sutradara harus mampu meyakinkan kepada pemain bahwa pemain itu bisa melakukan tugasnya bukan karena sutradara tetapi karena pemain itu yakin terhadap dirinya bahwa ia bisa melakukannya.</span><br />
<span style="font-size: x-small;">Latihan dalam hal ini tidak selalu melakukan latihan seluruh scene. Latihan bisa dilakukan pada sebagian scene saja, yang penting adalah pemain merasa biasa dalam suasana set yaitu, set cahaya lampu, set lensa kamera dan elemen lainnya.</span></blockquote><span style="font-size: x-small;">6. Take Gambar</span><br />
<blockquote><span style="font-size: x-small;">Melakukan pengambilan gambar sesuai dengan director shot yang telah ditentukan.(master shot, cover shot, reverse shot dan insert )</span></blockquote><span style="font-size: x-small;"><br />
</span><br />
<span style="font-size: x-small;"><br />
</span><br />
<div style="text-align: right;"><span style="font-size: x-small;">Jakarta 26 Maret 2007</span></div><div style="text-align: right;"><span style="font-size: x-small;">Fredy Aryanto</span></div><span style="font-size: x-small;"><br />
</span><br />
<span style="font-size: x-small;">Bahan Referensi :</span><br />
<span style="font-size: x-small;">1. Digital Video Hand Book. Oleh : Pete May</span><br />
<span style="font-size: x-small;">2. Cinematography, theory and practice. Oleh : Blain Brown</span><br />
<span style="font-size: x-small;">3. WorkShop ; Bentuk Dokumenter: Realitas Pribadi dan Sosial, 2002</span><br />
<span style="font-size: x-small;">4. Pengalaman Penulis</span><br />
<span style="font-size: x-small;"><br />
</span><br />
<span style="font-size: x-small;"><br />
</span><br />
<span style="font-size: x-small;"><br />
</span></div>AYIP NONOhttp://www.blogger.com/profile/18078712358226262863noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-1915472901150562322.post-62981088678908623622010-02-23T16:48:00.003+07:002010-04-28T12:48:51.277+07:00Preparation for Location Scouting<span style="font-size: x-small;"></span><br />
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEihMBrFkK6VRohlTUixp1ABrpqzCxeQVf_jWsJmg3LN5BBaiPbXoUoBSLDoUeZjnezsK_NBeqr15FnQLD7N8zQBnoMq38rzPSHn4ugAZcQB45X6t_oZranrLEE9nZuVHFODUqdyo7RPDGH4/s1600-h/newicoatlarge3.jpg" imageanchor="1" style="clear: left; float: left; margin-bottom: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" height="134" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEihMBrFkK6VRohlTUixp1ABrpqzCxeQVf_jWsJmg3LN5BBaiPbXoUoBSLDoUeZjnezsK_NBeqr15FnQLD7N8zQBnoMq38rzPSHn4ugAZcQB45X6t_oZranrLEE9nZuVHFODUqdyo7RPDGH4/s200/newicoatlarge3.jpg" width="200" /></a></div><div style="text-align: justify;"><span style="font-size: x-small;">Preparation for Location Scouting</span></div><div style="text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;"><span style="font-size: x-small;">Antara Studio dan Lokasi</span></div><div style="text-align: justify;"><span style="font-size: x-small;">Studio : </span></div><blockquote><div style="text-align: justify;"><span style="font-size: x-small;">- Sewa mahal</span></div><div style="text-align: justify;"><span style="font-size: x-small;">- Harga termasuk berbagai fasilitas</span></div><div style="text-align: justify;"><span style="font-size: x-small;">- Suara aman/sound proof</span></div><div style="text-align: justify;"><span style="font-size: x-small;">- Kebebasan membangun apa saja</span></div><div style="text-align: justify;"><span style="font-size: x-small;">- Lebih bisa bergerak bebas</span></div></blockquote><br />
<div class="fullpost" style="text-align: justify;"><span style="font-size: x-small;">Lokasi :</span><br />
<blockquote><span style="font-size: x-small;">- Sewa bisa mahal , bisa gratis</span><br />
<span style="font-size: x-small;">- Suara pasti tidak sejernih studio</span><br />
<span style="font-size: x-small;">- Belum tentu bisa bongkar pasang</span><br />
<span style="font-size: x-small;">- Biasanya ruang gerak terbatas</span></blockquote><span style="font-size: x-small;"></span><br />
<b><span style="font-size: x-small;">Location parameter checklist :</span></b><br />
<blockquote><span style="font-size: x-small;">Location parameter checklist adalah salah satu parameter untuk memilih lokasi dimana yang sering terjadi adalah ketika kita sudah menemukan sebuah lokasi yang “ bagus” atau sesuai tuntutan program, sering kali kita melupakan parameter2 ini : </span></blockquote><span style="font-size: x-small;">1. Cahaya Lighting </span><br />
<blockquote><span style="font-size: x-small;">- Bagaimana rencana penataan cahaya sebuah program di lokasi</span><br />
<span style="font-size: x-small;">- Apakah ada cukup ruang untuk taruh lampu di lokasi</span><br />
<span style="font-size: x-small;">- Dimana dan dari mana sumber cahaya</span></blockquote><span style="font-size: x-small;">2. Sumber tenaga listrik</span><br />
<blockquote><span style="font-size: x-small;">- Dimana sumber tenaga listrik</span><br />
<span style="font-size: x-small;">- Apakah amper listrik cukup untuk keseluruhan program yang akan kita gunakan</span><br />
<span style="font-size: x-small;">- Periksa kekuatan amper setiap titik listrik. Kalo tidak kuat maka dipakailah genset</span><br />
<span style="font-size: x-small;">- Kalau sewa genset apakah ada cukup banyak kabel dari genset ke titik lampu dan bagaimana peletakan kabelnya.</span></blockquote><span style="font-size: x-small;">3. Suara </span><br />
<blockquote><span style="font-size: x-small;">- Apakah lokasi cukup silent</span><br />
<span style="font-size: x-small;">- Apakah suara yang ada dilokasi bisa dimatikan seperti AC saat shooting berlangsung</span><br />
<span style="font-size: x-small;">- Bagaimana suara lingkungan sekitar? Anjing galak? anak bayi? lalu lintas? konstruksi di sekitar lokasi shooting?</span><br />
<span style="font-size: x-small;">- Apakah suara tersebut bisa diatasi dengan pemilihan mic yang tepat ?</span></blockquote><span style="font-size: x-small;">4. Ruang Hijau</span><br />
<blockquote><span style="font-size: x-small;">-Apakah ada fasilitas toilet untuk pemain dan kru ? berjauhan dengan set atau tidak?</span><br />
<span style="font-size: x-small;">- Apakah ada tempat untuk beristirahat untuk pemain atau guest?</span><br />
<span style="font-size: x-small;">- Dimana ruang make up dan ruang ganti?</span><br />
<span style="font-size: x-small;">- Apakah ada ruang untuk menyimpan peralatan?</span><br />
<span style="font-size: x-small;">- Dimanakah tempat break makan?</span><br />
<span style="font-size: x-small;">- Untuk shooting eksterior, apakah ada lokasi dimana orang-orang bisa berteduh?</span></blockquote><span style="font-size: x-small;">5. Keamanan dan Pengamanan</span><br />
<blockquote><span style="font-size: x-small;">- Apakah dibutuhkan pengamanan?</span><br />
<span style="font-size: x-small;">- Apakah ada tempat khusus untuk barang2 berharga?</span></blockquote><span style="font-size: x-small;">6. Konsumsi</span><br />
<blockquote><span style="font-size: x-small;">- Cek pemain atau kru kalau ada diet khusus, vegetarian, etc</span><br />
<span style="font-size: x-small;">- Atur tempat khusus sekaligus untuk istirahat pada jam makan</span></blockquote><span style="font-size: x-small;">7. Perpindahan lokasi</span><br />
<blockquote><span style="font-size: x-small;">-Perhitungkan waktu lebih lama dari normalnya, khusus untuk pemain dan peralatan, genset</span><br />
<span style="font-size: x-small;">- Usahakan selalu sebuah lokasi cadangan yang mendekati lokasi ideal yang telah ditentukan</span><br />
<span style="font-size: x-small;">- Apakah ada lokasi cadangan jika terjadi kendala pada lokasi yang dipilih</span><br />
<span style="font-size: x-small;">- Apakah sudah dibicarakan kemungkinan untuk pemakaian lokasi tersebut jika dilakukan suting ulang.</span></blockquote><span style="font-size: x-small;"></span><br />
<span style="font-size: x-small;">Beberapa catatan penting :</span><br />
<span style="font-size: x-small;">1. Cek lokasi dengan kru inti lengkap sebelum hari shooting untuk penentua angle, art dan penempatan lampu secara kasar.</span><br />
<span style="font-size: x-small;">2. Usahakan seluruh lokasi terpusat di satu wilayah, hindari perpindahan lokasi terlalu banyak</span><br />
<span style="font-size: x-small;">3. Usahakan selalu perjanjian tertulis dengan pemilik lokasi</span><br />
<span style="font-size: x-small;">4. Selalu siapkan lokasi cadangan</span><br />
<br />
<span style="font-size: x-small;"><br />
</span><br />
<div style="text-align: right;"><span style="font-size: x-small;">Jakarta 26 Maret 2007</span></div><div style="text-align: right;"><span style="font-size: x-small;">Fredy Aryanto</span></div><span style="font-size: x-small;"><br />
</span><br />
<span style="font-size: x-small;"><br />
</span><br />
<span style="font-size: x-small;"><br />
</span><br />
<span style="font-size: x-small;">Bahan Referensi :</span><br />
<span style="font-size: x-small;">1. Digital Video Hand Book. Oleh : Pete May</span><br />
<span style="font-size: x-small;">2. Cinematography, theory and practice. Oleh : Blain Brown</span><br />
<span style="font-size: x-small;">3. WorkShop, Bentuk Dokumenter: Realitas Pribadi dan Sosial, 2002</span><br />
<span style="font-size: x-small;">4. Pengalaman Penulis</span><br />
<br />
</div>AYIP NONOhttp://www.blogger.com/profile/18078712358226262863noreply@blogger.com1tag:blogger.com,1999:blog-1915472901150562322.post-10185659763932313392010-02-23T16:31:00.004+07:002010-04-28T12:49:47.090+07:00Tata Cahaya<span style="font-size: x-small;"></span><br />
<div style="text-align: justify;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEi2ASWI6cVUJ5CJUsQbfOyzaNC0MTzq8zKvGAvknVkXaj7oidk1qjPwJL-_OHmsetqXQiPWfyxRgTk5BoG1nOiNfAA8BUENgQFKhv85vlYw1-f8NPZiG3xg-Y4yXm0VKVcAW53xPbUDZ0qU/s1600-h/vmus2bi3.jpg" imageanchor="1" style="clear: left; float: left; margin-bottom: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" height="150" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEi2ASWI6cVUJ5CJUsQbfOyzaNC0MTzq8zKvGAvknVkXaj7oidk1qjPwJL-_OHmsetqXQiPWfyxRgTk5BoG1nOiNfAA8BUENgQFKhv85vlYw1-f8NPZiG3xg-Y4yXm0VKVcAW53xPbUDZ0qU/s200/vmus2bi3.jpg" width="200" /></a><span style="font-size: x-small;">Prinsip dasar tujuan tata cahaya adalah :</span></div><div style="text-align: justify;"><span style="font-size: x-small;">- Memberikan emosi</span></div><div style="text-align: justify;"><span style="font-size: x-small;">- Mengarahkan perhatian</span></div><div style="text-align: justify;"><span style="font-size: x-small;">- Sculpts the subject</span></div><div style="text-align: justify;"><span style="font-size: x-small;">- Memanjakan mata </span></div><div class="fullpost" style="text-align: justify;"><span style="font-size: x-small;">Metode Seting Tata Cahaya</span><br />
<span style="font-size: x-small;">1. Studio Lighting </span><br />
<blockquote><span style="font-size: x-small;">Setting tata cahaya dilakukan untuk general (flaterred) set. Teknik ini dilakukan hanya sekali dalam mendesain tata letak sumber cahaya dari awal sampai akhir program. Tata letak sumber cahaya tidak akan berubah meskipun subyek /pemain berpindah-pindah , berbeda ukuran type shotnya, berbeda angle dan berubah letak kamera.</span></blockquote><span style="font-size: x-small;">2. Film Lighting</span><br />
<blockquote><span style="font-size: x-small;">Setting tata cahaya selalu berubah menyesuaikan dengan perpindahan angle kamera, perpindahan pemain dan perubahan type of shot.</span></blockquote><span style="font-size: x-small;"> </span><br />
<span style="font-size: x-small;">Teknik dasar bagaimana mengatur sumber cahaya untuk menerangi subyek adalah : </span><br />
<span style="font-size: x-small;">- Direct Lighting </span><br />
<span style="font-size: x-small;">- Bouncing Lighting</span><br />
<span style="font-size: x-small;">- Blocking Lighting</span><br />
<span style="font-size: x-small;"> </span><br />
<span style="font-size: x-small;">Hal yang tidak boleh dilupakan dalam tata cahaya adalah bahwa penataan cahaya bukan hanya untuk menerangi subyek tetapi lebih membagi antara derah yang terang (yang terkena cahaya) dengan daerah yang gelap (digelapkan) secara proporsional dan fungsional.</span><br />
<span style="font-size: x-small;">Ada sejumlah pilihan umum yang harus videografer pilih dan lakukan secara teknis, yaitu apakah nanti cahayanya akan soft atau hard light? akan menggunakan teknik low key atau high key? atau sumber cahaya berasal dari dalam frame atau berasal dari luar frame?</span><br />
<br />
<span style="font-size: x-small;">A. Gaya dalam Tata Cahaya</span><br />
<span style="font-size: x-small;">Low key ( Hard light ) </span><br />
<blockquote><span style="font-size: x-small;">Distribusi cahaya dengan perbandingan antara gelap dan terang yang jelas terhadap subyek sehingga menghasilkan bayangan yang keras. Biasanya warna cahaya lebih mengarah pada warm ( membawa mood ke arah suspense, sedih,dll )</span></blockquote><span style="font-size: x-small;">High Key ( Soft light )</span><br />
<blockquote><span style="font-size: x-small;">Distribusi cahaya dengan perbandingan antara gelap dan terang tidak cukup jelas terhadpa subyek sehingga tidak menghasilkan bayangan yang jelas dari subyek. Biasanya warna cahaya lebih mengarah kepada cool dan menggunakan warna set yang cerah .</span></blockquote><span style="font-size: x-small;">Graduate Tonality</span><br />
<blockquote><span style="font-size: x-small;">Tata cahaya yang berada antara low key dan High Key.</span></blockquote><span style="font-size: x-small;"> </span><br />
<span style="font-size: x-small;"></span><br />
<span style="font-size: x-small;">B. Kwalitas Cahaya</span><br />
<span style="font-size: x-small;">1. Keras Lemahnya Cahaya ( Hard vs Soft )</span><br />
<blockquote><span style="font-size: x-small;">Hard light datang dari sebuah sumber cahaya yang kecil ( spot) dan soft light berasal dari sumber yang besar ( flood ). Secara gampang adalah sumber cahaya yang paling keras adalah matahari siang sedangkan sumber cahaya yang lemah adalah saat matahari mendung. Hard light yang biasanya digunakan adalah HMI par sedangkan soft light bisa semua lampu tetapi lebih bagaimana teknik menerangi subyek dengan mengunakan filter diffuse atau teknik bouncing. Pada dasarnya soft light menghasilkan level light yang lebih rendah pada watt yang sama dengan digunakan hard light.</span></blockquote><blockquote><span style="font-size: x-small;">Soft light menghasilkan ambience cahaya yang tampak lebih natural. Dengan tata cahaya ini actor akan lebih bebas bergerak pada set . Tetapi kelemahannya karena membutuhkan sumber cahaya yang besar dan cahaya menyebar hampir ke seluruh penjuru, juga karena teknik soft light menghasilkan cahaya yang lemah pada subyek maka sumber cahaya harus di dekatkan pada subyek maka akan bermasalah pada saat menggunakan shot yang wide ( long shot )</span></blockquote><span style="font-size: x-small;">2.Sudut Cahaya</span><br />
<blockquote><span style="font-size: x-small;">Arah dari datangnya cahaya akan membentuk sugesti suasana dari sebuah adegan, waktu dan jenis lokasinya.</span></blockquote><span style="font-size: x-small;"> </span><br />
<span style="font-size: x-small;">3. Warna Cahaya</span><br />
<blockquote><span style="font-size: x-small;">Sering kali cahaya digunakan untuk berkreasi, tujuannya tidak mendasarkan pada realita sesuai waktu sesuai dengan suhu warna yang seharusnya (day light 5600K, tungsten 3200K)</span></blockquote><span style="font-size: x-small;"> </span><br />
<span style="font-size: x-small;">Teknik Lighting :</span><br />
<span style="font-size: x-small;">1. Cahaya Natural : Cahaya yang berasal dari alam</span><br />
<span style="font-size: x-small;">2. Cahaya Artificial : Lampu yang digunakan untuk shooting</span><br />
<span style="font-size: x-small;">3. Sudut Cahaya : Tinggi rendahnya sudut cahaya (matahari pagi, siang, malam)</span><br />
<span style="font-size: x-small;">4. Kwalitas Cahaya : - Keras lembutnya cahaya</span><br />
<span style="font-size: x-small;"> - Warna cahaya ( indikasi situasi )</span><br />
<span style="font-size: x-small;">5. Gaya Tata Cahaya : - High Key, </span><br />
<span style="font-size: x-small;"> - Low Key, </span><br />
<span style="font-size: x-small;"> - Graduate Tonality</span><br />
<br />
<span style="font-size: x-small;"><b>Three Point Lighting </b></span><br />
<span style="font-size: x-small;">Key Light</span><br />
<blockquote><span style="font-size: x-small;">Sumber cahaya terbesar dan di letakkan di depan subyek. Biasanya diletakkan 45 derajat di samping kiri /kanan antara subyek dan kamera. Sumber cahaya berada di atas 45 derajat dari subyek menerangi dan ratakan terhadap wajah subyek. </span></blockquote><span style="font-size: x-small;">Fill light </span><br />
<blockquote><span style="font-size: x-small;">Fill light berfungsi memperhalus bayangan yang dihasilkan oleh sumber cahaya key light. Biasanya intensitasnya lebih kecil atau setengah dari pada intensitas cahaya key light. Fill light diletakkan 45 derajat disamping kamera berlawanan arah dengan letak Key light. Lebih baik penggunaan Fill Light dengan cara bouncing terhadap reflector. </span></blockquote><span style="font-size: x-small;">Back Light</span><br />
<blockquote><span style="font-size: x-small;">Back light berfungsi menyinari bagian belakang dari subyek. Intesitas cahayanya paling kecil diantara Key dan Fill light. Back Light diletakkan dibelakang subyek satu garis berlawanan dengan arah kamera dan 45 derajat di atas subyek. Fungsinya agar memisahkan background dan subyek, maka arah cahaya di arahkan ke leher bagian belakang subyek.</span></blockquote><span style="font-size: x-small;">Background Light ( additional )</span><br />
<blockquote><span style="font-size: x-small;">Berfungsi menyinari background agar lebih tercipta ilusi kedalaman .</span></blockquote><span style="font-size: x-small;"> </span><br />
<span style="font-size: x-small;"><b>Two Point Lighting</b></span><br />
<span style="font-size: x-small;">Key light</span><br />
<blockquote><span style="font-size: x-small;">Menggunakan Key Light dengan cara menyinari bouncing card/ reflector sehingga sumber cahaya tia langsung menyinari subyek.</span></blockquote><span style="font-size: x-small;">Back light atau Fill light+Background light</span><br />
<blockquote><span style="font-size: x-small;">Sumber cahaya fill light dijadikan back light atau menggunakan teknik fill light sekalian menyinari background ( background light )</span></blockquote><span style="font-size: x-small;"><b> </b></span><br />
<span style="font-size: x-small;"><b>One Point Lighting</b></span><br />
<blockquote><span style="font-size: x-small;">Hanya ada Key Light. Syaratnya kita harus menyediakan beberapa reflector. Key light di sini tidak menyinari subyek secara langsung tetapi tetap menggunakan teknik bouncing. Reflektor akan dipasang sebagai bouncing dari key light dan back light. </span></blockquote><span style="font-size: x-small;"> </span><br />
<span style="font-size: x-small;"><b>Jenis Lampu </b></span><br />
<span style="font-size: x-small;">- 7000 K - Fluorescent ( Warm-kuning Day Light/ Tungsten )</span><br />
<span style="font-size: x-small;">- 5600 K HMI - With Lense ( Day Light )</span><br />
<span style="font-size: x-small;">- 3200 K - Open Face/tanpa lensa , dedo, blonde, redhead ( Tungsten )</span><br />
<span style="font-size: x-small;"> </span><br />
<span style="font-size: x-small;"><b>Jenis lampu HMI</b></span><br />
<span style="font-size: x-small;">- Compact ( Lensa fresnel )</span><br />
<blockquote><span style="font-size: x-small;">Jenis lampu ini menggunakan satu lensa yang bisa diatur sedemikian rupa sesuai kebutuhan. Karena karakter cahaya yang dihasilkan adalah menyebar maka lensa ini berfungsi mengumpulkan cahaya. Keunggulannya jenisampu ini lebih flexible dan lebih murah tetapi kualitasnya tidak sebagus yang dihasilkan oleh Par. </span></blockquote><span style="font-size: x-small;">- Par/ Par light </span><br />
<blockquote><span style="font-size: x-small;">Jenis lampu ini menggunkan beberapa lensa yang bisa dig anti sesuai kebutuhan ( flood, medium, spot ) . Keunggulannya adalah cahaya yang dihasilkan sangat baik tetapi kurang efektif dalam pemakaian dan lebih mahal harganya. Jenis lampu ini sering digunakan dalam suting iklan.</span></blockquote><span style="font-size: x-small;"> </span><br />
<span style="font-size: x-small;"><b>Jenis Filter lampu : </b></span><br />
<span style="font-size: x-small;">- Conventer : Pengubah suhu warna ( CTO/CTB )</span><br />
<span style="font-size: x-small;">- Diffuser : Penghalus ( Soft Light )</span><br />
<span style="font-size: x-small;">- Color/ Effect : Menciptakan warna</span><br />
<span style="font-size: x-small;"> </span><br />
<span style="font-size: x-small;">Paket Standar Lighting </span><br />
<span style="font-size: x-small;">1. HMI 2,5 K – 2 buah</span><br />
<span style="font-size: x-small;">2. HMI 575 - 2 buah </span><br />
<span style="font-size: x-small;">3. Kino Flo 4 bank – 2 buah </span><br />
<span style="font-size: x-small;">4. Blonde – 5 buah </span><br />
<span style="font-size: x-small;">5. Rea Head – 5 buah</span><br />
<span style="font-size: x-small;">6. Dedo light 1 set</span><br />
<span style="font-size: x-small;"> </span><br />
<span style="font-size: x-small;">Harus dibedakan istilah gambar soft dan lighting yang soft ( Soft lighting ) . Gambar soft biasanya disebut Soft Focus. Gambar ini menghasilkan nuansa yang soft pada permukaan gambar ( layer ). Gambar ini sering kita lihat jika ingi menghasilkan gambar yang beauty dan nuansa lembut. Cara menghasilkan gambar ini dengan cara menggunakan filter black promise atau white promise. ( Black Promise berfungsi mengurangi resolusi warna hitam/gelap sedangkan white promis mengurangi resolusi warna terang khusunya putih ). Jika kepepet kita bisa menggunakan stocking yang kita letakkan di depan lensa kamera.</span><br />
<div style="text-align: justify;"><span style="font-size: x-small;"><br />
</span></div><div style="text-align: right;"><span style="font-size: x-small;">Jakarta 26 Maret 2007</span></div><div style="text-align: right;"><span style="font-size: x-small;">Fredy Aryanto</span></div><div style="text-align: justify;"><span style="font-size: x-small;"><br />
</span></div><div style="text-align: justify;"><span style="font-size: x-small;"><br />
</span></div><div style="text-align: justify;"><span style="font-size: x-small;">Bahan Referensi :</span></div><div style="text-align: justify;"><span style="font-size: x-small;">1. Digital Video Hand Book. Oleh : Pete May</span></div><div style="text-align: justify;"><span style="font-size: x-small;">2. Cinematography, theory and practice. Oleh : Blain Brown</span></div><div style="text-align: justify;"><span style="font-size: x-small;">3. WorkShop, Bentuk Dokumenter: Realitas Pribadi dan Sosial, 2002</span></div><div style="text-align: justify;"><span style="font-size: x-small;">4. Pengalaman Penulis</span></div><br />
</div>AYIP NONOhttp://www.blogger.com/profile/18078712358226262863noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-1915472901150562322.post-19464922586378582362010-02-23T16:13:00.002+07:002010-04-28T12:50:30.724+07:00Komunikasi Antara Director dan Kameraman Sebelum dan Saat Shooting<span style="font-size: x-small;"></span><br />
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjRbLscas6unHDbgion8HjqvCKAo4gs92hw-n0WjVUoEyWJlLx4iLFaGTivuPLdrjO-Wb9xSR8LUwsTpr1IBePpkfUTlcRJe1IJ4oyQGvlhrwAGC0IfI4YJ3TeyWKeHvRum-gGYOZ1PBRJJ/s1600-h/komunikasi.gif" imageanchor="1" style="clear: left; float: left; margin-bottom: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" height="134" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjRbLscas6unHDbgion8HjqvCKAo4gs92hw-n0WjVUoEyWJlLx4iLFaGTivuPLdrjO-Wb9xSR8LUwsTpr1IBePpkfUTlcRJe1IJ4oyQGvlhrwAGC0IfI4YJ3TeyWKeHvRum-gGYOZ1PBRJJ/s200/komunikasi.gif" width="200" /></a></div><div style="text-align: justify;"><span style="font-size: x-small;">Komunikasi antara Director dan Kameraman sebelum dan saat shooting</span></div><div style="text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;"><span style="font-size: x-small;">1. Kesepakatan istilah jenis type shot dan besar ukurannya sebelum shooting.</span></div><blockquote><div style="text-align: justify;"><span style="font-size: x-small;">Yang sering terjadi di lapangan antara director dan kameraman sering kali melewatkan proses komunikasi tentang kesepakatan istilah dan ukuran shot yang ditentukan. Perlu diingat bahwa hal ini sangat sepele tetapi bisa menjadi kendala saat suting. Dan yang paling penting sebagai cameraman adalah akan berhadapan dengan berganti-ganti director, begitu juga director akan berhadapan dengan berbagai macam camareman yang masing-masing mempunyai persepsi tersendiri terhadap istilah dan entuk ukuran type shot. Maka alangkah baiknya jika director dan cameraman selalu membuat kesepakatan tentang hal tersebut sebelum shooting.</span></div></blockquote><div class="fullpost" style="text-align: justify;"><span style="font-size: x-small;">2. Istilah saat shooting</span><br />
<blockquote><span style="font-size: x-small;">Tidak ada istilah lain yang disebut saat shooting selain istilah yang telah disepakati sebelum shooting.</span></blockquote><span style="font-size: x-small;">3. Lead Cameraman</span><br />
<blockquote><span style="font-size: x-small;">Teknik shooting 2 kamera Multi Camera Multi Recorder, tanpa 2 monitor dan tanpa alat komunikasi. Untuk mengakali hal ini pada dasarnya harus selalu ada lead cameraman dalam setiap produksinya. Hal ini sangat berhubungan erat dengan perpindahan type of shot yang diintruksikan sutradara kepada kameraman. Sutradara hanya berkomunikasi dengan Lead cameraman kemudian lead kameraman menginformasikan instruksi sutradara kepada rekan kameraman lainnya. Kode2 perpindahan type of shot harus disepakati sebelum shooting berlangsung.</span></blockquote><span style="font-size: x-small;"><br />
</span><br />
<div style="text-align: right;"><span style="font-size: x-small;">Jakarta 26 Maret 2007</span></div><div style="text-align: right;"><span style="font-size: x-small;">Fredy Aryanto</span></div><div style="text-align: justify;"><span style="font-size: x-small;"><br />
</span></div><div style="text-align: justify;"><span style="font-size: x-small;"><br />
</span></div><div style="text-align: justify;"><span style="font-size: x-small;">Bahan Referensi :</span></div><div style="text-align: justify;"><span style="font-size: x-small;">1. Digital Video Hand Book. Oleh : Pete May</span></div><div style="text-align: justify;"><span style="font-size: x-small;">2. Cinematography, theory and practice. Oleh : Blain Brown</span></div><div style="text-align: justify;"><span style="font-size: x-small;">3. WorkShop, Bentuk Dokumenter: Realitas Pribadi dan Sosial, 2002</span></div><div style="text-align: justify;"><span style="font-size: x-small;">4. Pengalaman Penulis</span></div><br />
</div>AYIP NONOhttp://www.blogger.com/profile/18078712358226262863noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-1915472901150562322.post-38061728621149582802010-02-23T13:50:00.005+07:002010-04-28T12:51:11.182+07:00Tata Kamera<span style="font-size: x-small;"></span><br />
<div style="text-align: justify;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgElUg3jmp8Cdrdtnxa_Q4XkHapF0py24gFBddY7qQ0o2ayVXKfyu-9o-bviFjO76ptu6UvC6AjCi8PNiyd6jZY0tmuYSCFBXuW9MixIcysZEHKmab87Fv94H-S1BrubPwGyJ2JJRKXmAyG/s1600-h/19-praktik-kamera2.jpg" imageanchor="1" style="clear: left; float: left; margin-bottom: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" height="200" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgElUg3jmp8Cdrdtnxa_Q4XkHapF0py24gFBddY7qQ0o2ayVXKfyu-9o-bviFjO76ptu6UvC6AjCi8PNiyd6jZY0tmuYSCFBXuW9MixIcysZEHKmab87Fv94H-S1BrubPwGyJ2JJRKXmAyG/s200/19-praktik-kamera2.jpg" width="133" /></a><span style="font-size: x-small;">Prinsip dasar membuat shot adalah bagaimana membuat gambar menjadi tampak 3 dimensi setelah berpikir bahwa gambar harus “ berbicara ” dan informatif.</span></div><div class="fullpost" style="text-align: justify;"><br />
<b><span style="font-size: x-small;">Beberapa cara membuat gambar menjadi tampak 3 Dimensi</span></b><br />
<span style="font-size: x-small;">- menggunakan foreground</span><br />
<span style="font-size: x-small;">- depth of field</span><br />
<span style="font-size: x-small;">- pemilihan dan peletakan background yang tepat</span><br />
<span style="font-size: x-small;">- menggunakan system angle 45 derajat ( garis diagonal )</span><br />
<span style="font-size: x-small;">- Tele lens</span><br />
<span style="font-size: x-small;"> </span><br />
<br />
<br />
<b><span style="font-size: x-small;">Jenis Cara Pengambilan Shot :</span></b><br />
<span style="font-size: x-small;">1. Simple Shot</span><br />
<span style="font-size: x-small;">Pengambilan gambar dengan cara kamera statis terhadap obyek yang statis</span><br />
<br />
<span style="font-size: x-small;">2. Developing Shot</span><br />
<span style="font-size: x-small;"> Pengambilan gambar dengan cara kamera statis terhadap obyek yang bergerak atau sebaliknya</span><br />
<br />
<span style="font-size: x-small;">3. Complex Shot</span><br />
<span style="font-size: x-small;">Kombinasi antara kamera yang bergerak dengan obyek yang bergerak.</span><br />
<span style="font-size: x-small;"><br />
</span><br />
<span style="font-size: x-small;"></span><br />
<b><span style="font-size: x-small;">Camera Movement</span></b><br />
<span style="font-size: x-small;"></span><br />
<blockquote><span style="font-size: x-small;">Kamera yang bergerak selalu mempunyai motivasi tertentu. Motivasi bisa berasal dari dua cara .Pertama , berasal dari pergerakan subyek itu sendiri sehingga mengharuskan kamera ikut bergerak. Kedua, kamera yang bergerak untuk sebuah tujuan tertentu seperti, menekankan perhatian, memberikan sebuah informasi ruang, memberikan informasi baru pada akhir pergerakan, memberikan nuansa yang dinamis, etc. Yang terpenting dalam camera movement adalah ritme. Ibarat sebuah musik, kamera yang bergerak tidak seterusnya selalu bergerak tetapi tetap ada tempo dimana kapan harus bergerak secara lambat atau secara cepat bahkan static (tetapi tetap memberi nuansa pergerakan ) sesuai motivasi yang telah ditentukan.</span></blockquote><span style="font-size: x-small;"> </span><br />
<span style="font-size: x-small;"></span><br />
<b><span style="font-size: x-small;">Moving Shot</span></b><br />
<br />
<span style="font-size: x-small;"></span><br />
<span style="font-size: x-small;">Tracking Shot</span><br />
<blockquote><span style="font-size: x-small;">Camera bergerak sesuai dengan arah pergerakan subyek. Jika pergerakan dari LS kemudian ke arah CU akan terasa ada penekanan pada subyek. </span></blockquote><span style="font-size: x-small;"></span><br />
<span style="font-size: x-small;">Countermove Shot</span><br />
<blockquote><span style="font-size: x-small;">Camera bergerak berlawanan dengan arah gerak subyek. Pergerakan ini lebih menjadi variasi gerak dari konsep tracking yang tujuannya agar look tidak membosankan. Efek yang dihasilkan dari shot ini lebih dinamis dan energik</span></blockquote><span style="font-size: x-small;"></span><br />
<span style="font-size: x-small;">Reveal Shot</span><br />
<blockquote><span style="font-size: x-small;">Seperti reverse shot tetapi kamera ini bergerak dalam satu shot diikuti oleh pergerakan subyek. Biasanya dilakukan untuk memberikan informasi baru dari sesuatu yang tidak tampak dalam frame sebelumnya.</span></blockquote><span style="font-size: x-small;"></span><br />
<span style="font-size: x-small;"></span><br />
<span style="font-size: x-small;"></span><br />
<span style="font-size: x-small;">Circle Shot</span><br />
<blockquote><span style="font-size: x-small;">Circle shot dilakukan harus dengan sangat smooth. Sebisa mungkin circle shot ini tidak dilakukan terlalu jauh dengan subyek.</span></blockquote><span style="font-size: x-small;"></span><br />
<span style="font-size: x-small;">Crane Shot</span><br />
<blockquote><span style="font-size: x-small;">Pergerakan kamera yang lebih mengarah vertical move. Tujuanya lebih untuk menginformasikan ruang geografis secara umum dan biasa untuk menutup ending program.</span></blockquote><span style="font-size: x-small;"></span><br />
<span style="font-size: x-small;">Rolling Shot</span><br />
<blockquote><span style="font-size: x-small;">Pergerakan kamera yang dilakukan dengan bantuan kendaraan.</span></blockquote><span style="font-size: x-small;"></span><br />
<span style="font-size: x-small;"> </span><br />
<b><span style="font-size: x-small;">Don Livingston membagi dalam Dua Belas Gerakan Dasar Kamera ( Basic Twelve Camera Movement )</span></b><br />
<span style="font-size: x-small;"><br />
</span><br />
<span style="font-size: x-small;">1. Truck In atau Dolly In</span><br />
<blockquote><span style="font-size: x-small;">Kamera bergerak menuju subyek atau subyek atau benda yang tidak bergerak. Biasanya dipergunakan untuk menarik perhatian atau menekankan emosi terhadap subyek atau sebuah benda.</span></blockquote><span style="font-size: x-small;">2. Truck Out atau Dolly Out</span><br />
<blockquote><span style="font-size: x-small;">Kamera bergerak menjauhi subyek. Biasanya digunakan untuk menutup sebuah scene atau membuka sebuah sequence yang berfungsi sebuah transisi bagi sequence berikutnya atau sebelumnya.( salah satu tujuannya membuat informasi ruang )</span></blockquote><span style="font-size: x-small;">3. Walk In ( Maju ke depan ) </span><br />
<blockquote><span style="font-size: x-small;">Sebuah transisi dari medium shot atau long shot ke sebuah shot yang lebih dekat yang tercapai karena subyeknya berjalan mendekati kamera.</span></blockquote><span style="font-size: x-small;">4. Walk Out</span><br />
<blockquote><span style="font-size: x-small;">Transisi dari sebuah Close up menuju Medium shot atau long shot karena subyek menjauhi kamera.</span></blockquote><span style="font-size: x-small;">5. Follow Shot</span><br />
<blockquote><span style="font-size: x-small;">Subyek dan camera dua-duanya bergerak. Disini camera bergerak dengan truck kemudian mengikuti subyek yang bergerak dan mempertahankan komposisi yang kira-kira sama pada subyek tetapi latar belakang berubah.</span></blockquote><br />
<span style="font-size: x-small;">6. Mengikuti satu subyek yang bergerak untuk memperlihatkan dan menarik perhatian pada subyek yang lain, dimana subyek yang pertama keluar frame.</span><br />
<br />
<span style="font-size: x-small;">7. Mengikuti satu subyek supaya subyek lain dapat masuk frame.Gerakan ini hampir sama dengan gerakan nomor 6 tetapisubyek yang pertama tidak meninggalkan frame.</span><br />
<br />
<span style="font-size: x-small;">8. Transisi dari sekelompok subyek kepada seseorang.</span><br />
<br />
<span style="font-size: x-small;">9. Mengikuti satu subyek yang meninggalkan kelompok. Pada mulanya mengambil sekelompok orang kemudian salah satu diantaranya menjauhkan diri dri yang lain, kamera mengikuti dengan menggunakan pan atau truck.</span><br />
<span style="font-size: x-small;">10. Memperbaiki demi komposisi. Kamera harus menggunakan pan, tilt atau truck untuk mempertahankan komposisi pada satu atau lebih banyak subyek. ( Teknik ini diterapkan pada Berbincang Jalan )</span><br />
<br />
<span style="font-size: x-small;">11. Subyek yang bertukar tempat. Kamera mengambil tokoh B yang berjalan mendekati kamera dan melewati tokoh A, camera lalu berputar menghadap tokoh B.</span><br />
<br />
<span style="font-size: x-small;">12. Mengimbangi. Satu subyek bergerak dan satu subyek yang lain mengimbangi atau masuk ke dalam scene dalam sebuah posisi yang ditentukan demi kepentingan komposisi gambar. </span><br />
<span style="font-size: x-small;"><br />
</span><br />
<b><span style="font-size: x-small;">Prinsip dasar dalam menghasilkan gambar yang baik :</span></b><br />
<span style="font-size: x-small;"><br />
</span><br />
<span style="font-size: x-small;">1. Mempunyai satu pusat perhatian </span><br />
<blockquote><span style="font-size: x-small;">Bisa diciptakan dari ukuran , warna , pergerakan dan posisi dari subyek ( rule of third thinking )</span></blockquote><span style="font-size: x-small;"></span><br />
<span style="font-size: x-small;">2. Memilih sudut kamera yang baik</span><br />
<blockquote><span style="font-size: x-small;">Menghindarkan garis horizon berada di tengah frame . Dan selalu rajin memindahkan kamera meski se inchi untuk menghasilkan angle yang menarik.</span></blockquote><span style="font-size: x-small;"></span><br />
<span style="font-size: x-small;">3. Mendekati Subyek</span><br />
<blockquote><span style="font-size: x-small;">Salah satu aturan yang harus kita sepakati adalah apapun gambar yang kita hasilkan lebih baik bergerak mendekati subyek. Karena close up memberikan suasana kedekatan , memusatkan perhatian dan detail pada subyek. ( TV adalah karakter Medium Shot )</span></blockquote><span style="font-size: x-small;"></span><br />
<span style="font-size: x-small;">4. Memperhatikan latar belakang </span><br />
<blockquote><span style="font-size: x-small;">Latar belakang bisa membuat gambar lebih cantik atau lebih buruk. Terlalu banyak memasukkan elemen visual yang tidak mendukung subyek utama membuat bingung dan merusak perhatian penonton.</span></blockquote><span style="font-size: x-small;"></span><br />
<span style="font-size: x-small;">5.Gambar dengan subyek bergerak</span><br />
<blockquote><span style="font-size: x-small;">Subyek yang bergerak selalu lebih menarik daripada subyek yang statis.</span></blockquote><br />
<b><span style="font-size: x-small;">Sistem shooting multi camera dibagi menjadi 2 cara :</span></b><br />
<span style="font-size: x-small;"> </span><br />
<span style="font-size: x-small;">1. System shooting Multi Camera Multi Recorder.</span><br />
<blockquote><span style="font-size: x-small;">Sistem shooting yang menggunakan 2 atau lebih kamera dimana recorder sesuai dengan jumlah kamera. Recorder bisa berasal dari badan camera atau vtr recorder.</span></blockquote><span style="font-size: x-small;">2. System shooting Multi Camera One Recorder</span><br />
<blockquote><span style="font-size: x-small;">Teknik ini yang lazim disebut shooting multi cam. Yaitu, system shooting yang menggunakan 2 atau lebih kamera dengan 1 recorder yaitu vtr recorder dilengkapi dengan CCU.</span></blockquote><div style="text-align: right;"><span style="font-size: x-small;">Jakarta 26 Maret 2007</span></div><div style="text-align: right;"><span style="font-size: x-small;">Fredy Aryanto</span></div><div style="text-align: justify;"><span style="font-size: x-small;"><br />
</span></div><div style="text-align: justify;"><span style="font-size: x-small;"></span></div><div style="text-align: justify;"><span style="font-size: x-small;"><br />
</span></div><div style="text-align: justify;"><span style="font-size: x-small;">Bahan Referensi :</span></div><div style="text-align: justify;"><span style="font-size: x-small;">1.Digital Video Hand Book. Oleh : Pete May</span></div><div style="text-align: justify;"><span style="font-size: x-small;">2.Cinematography, theory and practice. Oleh : Blain Brown</span></div><div style="text-align: justify;"><span style="font-size: x-small;">3.WorkShop, Bentuk Dokumenter: Realitas Pribadi dan Sosial, 2002</span></div><div style="text-align: justify;"><span style="font-size: x-small;">4.Pengalaman Penulis</span></div><br />
</div>AYIP NONOhttp://www.blogger.com/profile/18078712358226262863noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-1915472901150562322.post-65526758467772207262010-02-23T13:31:00.005+07:002010-04-28T12:51:55.241+07:00Directing / Producing<span style="font-size: x-small;"></span><br />
<div style="text-align: justify;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEh_PkpUj9hYe8747EjBxTCdvE-dlbQlcFPSZdOh616c4GvpNSNroGEnqdPh-ELmnMCuKBoQwORM6ftXWieMP_V8QMyVsPv4G9TeX0xjGi87rSmLhneTc5-lUNx_XcDNiVpTKYMByCQkTwfD/s1600-h/Directors_NotePad_2-41198.jpg" imageanchor="1" style="clear: left; float: left; margin-bottom: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" height="200" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEh_PkpUj9hYe8747EjBxTCdvE-dlbQlcFPSZdOh616c4GvpNSNroGEnqdPh-ELmnMCuKBoQwORM6ftXWieMP_V8QMyVsPv4G9TeX0xjGi87rSmLhneTc5-lUNx_XcDNiVpTKYMByCQkTwfD/s200/Directors_NotePad_2-41198.jpg" width="182" /></a><span style="font-size: x-small;">Director /Produser dalam sebuah produksi TV dan Film memerlukan syarat langkah sebagai berikut :</span></div><div style="text-align: justify;"><span style="font-size: x-small;">1. Pemikiran dan persiapan yang matang</span></div><div style="text-align: justify;"><span style="font-size: x-small;">2. Perhatian yang detail terhadap semua hal</span></div><div class="fullpost" style="text-align: justify;"><span style="font-size: x-small;">3. Pemahaman dan mempunyai visi yang jelas terhadap script</span><br />
<span style="font-size: x-small;">4. Mempunyai keahlian dalam manajemen waktu</span><br />
<span style="font-size: x-small;">5. Mempunyai kemampuan dalam kepemimpinan</span><br />
<span style="font-size: x-small;"><br />
</span><br />
<span style="font-size: x-small;"> </span><br />
<b><span style="font-size: x-small;">Tugas Director atau Produser sebelum shooting :</span></b><br />
<span style="font-size: x-small;"><br />
</span><br />
<span style="font-size: x-small;">1. Membuat Director Trearment</span><br />
<blockquote><span style="font-size: x-small;">Director treatment adalah sebuah catatan detail yang menginformasikan analisa ( rancangan ) visual dari seorang director/produser terhadap program yang akan dibuat. Director Treatment harus mampu menggambarkan secara visual terhadap si pembaca ( setiap departemen kru) dari program tersebut. </span></blockquote><br />
<span style="font-size: x-small;"> </span><br />
<span style="font-size: x-small;">Unsur-unsur Director treatment meliputi :</span><br />
<span style="font-size: x-small;">- Deskripsi singkat program sesuai visi director/produser</span><br />
<span style="font-size: x-small;">- Konsep Talent</span><br />
<span style="font-size: x-small;">- Konsep Lokasi</span><br />
<span style="font-size: x-small;">- Konsep Artistik ( set, kostum, make up )</span><br />
<span style="font-size: x-small;">- Konsep Kamera</span><br />
<span style="font-size: x-small;">- Konsep Tata Cahaya</span><br />
<span style="font-size: x-small;">- Konsep Suara</span><br />
<span style="font-size: x-small;">- Konsep Musik</span><br />
<span style="font-size: x-small;">- Konsep Editing dan Grafis</span><br />
<span style="font-size: x-small;"></span><br />
<span style="font-size: x-small;">Director treatment biasanya dilengkapi potongan gambar referensi dari setiap konsep yang akan diajukan.</span><br />
<span style="font-size: x-small;"><br />
</span><br />
<span style="font-size: x-small;">2. Membuat Floor Plan</span><br />
<blockquote><span style="font-size: x-small;">Floor plan adalah sebuah rancangan yang memberi informasi tentang blocking talent, blocking kamera dan lighting serta bentuk dan ukuran dari set.</span></blockquote><b><span style="font-size: x-small;">Eksternal dan Internal Directing</span></b><span style="font-size: x-small;"> </span><br />
<br />
<span style="font-size: x-small;">Dalam sebuah produksi televisi maupun film dikenal istilah External Directing dan Internal Directing.</span><br />
<br />
<span style="font-size: x-small;">External Directing lebih mengarah kepada segala sesuatu yang tidak muncul dalam frame melainkan kepada apa saja yang ada di belakang frame. Tugas inti seorang sutradara atau program director adalah mengarahkan dan kemudian yang menjadi tugas selanjutnya adalah berkomunikasi. Sutradara harus selalu berbicara, berbicara, mendengar , berbicara dan lagi berbicara. Seorang sutradara/PD yang baik mampu melakukan komunikasi dan pendekatan terhadap rekan kerja maupun pemain sehingga semua merasa nyaman dan rela melakukan sesuai tugasnya yang pada akhirnya menghasilkan internal directing.</span><br />
<span style="font-size: x-small;"><br />
</span><br />
<span style="font-size: x-small;">Internal Directing adalah mengarahkan segala unsur visual yang tampak dalam frame. Apa saja yang tampak dalam frame, adalah terdapat istilah mise un scene yaitu :</span><br />
<span style="font-size: x-small;">- Adegan</span><br />
<span style="font-size: x-small;">- Make up dan Kostum</span><br />
<span style="font-size: x-small;">- Set </span><br />
<span style="font-size: x-small;">- Lighting</span><br />
<span style="font-size: x-small;"><br />
</span><br />
<span style="font-size: x-small;">Unsur-unsur visual inilah yang harus mampu diramu oleh seorang director menjadi sebuah program yang menarik sesuai visinya. Sutradara sebagai pimpinan kreatif tertinggi bertanggung jawab terhadap hasil sebuah program. </span><br />
<br />
<div style="text-align: right;"><span style="font-size: x-small;">Jakarta 26 Maret 2007</span></div><div style="text-align: right;"><span style="font-size: x-small;">Fredy Aryanto</span></div><div style="text-align: justify;"><span style="font-size: x-small;"><br />
</span></div><div style="text-align: justify;"><span style="font-size: x-small;"><br />
</span></div><div style="text-align: justify;"><span style="font-size: x-small;">Bahan Referensi :</span></div><div style="text-align: justify;"><span style="font-size: x-small;">1.Digital Video Hand Book. Oleh : Pete May</span></div><div style="text-align: justify;"><span style="font-size: x-small;">2.Cinematography, theory and practice. Oleh : Blain Brown</span></div><div style="text-align: justify;"><span style="font-size: x-small;">3.WorkShop, Bentuk Dokumenter: Realitas Pribadi dan Sosial, 2002</span></div><div style="text-align: justify;"><span style="font-size: x-small;">4.Pengalaman Penulis</span></div><br />
</div>AYIP NONOhttp://www.blogger.com/profile/18078712358226262863noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-1915472901150562322.post-15168530649567809542010-02-23T10:38:00.004+07:002010-04-28T12:52:33.144+07:00Perbedaan Mendasar Antara Shooting Drama dan Non Drama<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhrj75MsAHaSrDb7a870oFG0D4LMl0G3ffvKfNLrgwATVdRrrBfEYHhyphenhyphenGUHRYqBiWo-BHdkONEpYZWR4wdmY2BCX_7gAiOKcJZGVHF4DiIrdBYREAP9m0QtEQ1jSv-M3-vkOfzXj88ykosf/s1600-h/masks_08.gif" imageanchor="1" style="clear: left; float: left; margin-bottom: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" height="196" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhrj75MsAHaSrDb7a870oFG0D4LMl0G3ffvKfNLrgwATVdRrrBfEYHhyphenhyphenGUHRYqBiWo-BHdkONEpYZWR4wdmY2BCX_7gAiOKcJZGVHF4DiIrdBYREAP9m0QtEQ1jSv-M3-vkOfzXj88ykosf/s200/masks_08.gif" width="200" /></a></div><div style="text-align: justify;"><span style="font-size: x-small;">Perbedaan mendasar dari segi visual yang dihasilkan oleh program drama dan non drama terletak pada content dari visual itu sendiri. Pada drama lebih menekankan pada segi emosi yang ada dalam gambar. Emosi ini dihasilkan terutama dari acting para pemain utama maupun tokoh pendukungnya. Sedangkan unsur set, make up ,kostum dan gaya tata cahaya mendukung emosi tersebut. Pada non drama lebih menekankan kepada kekuatan informasi dan impresi dari gambar tersebut.</span></div><div class="fullpost"><div style="text-align: justify;"><br />
<span style="font-size: x-small;">Dalam drama, penonton lebih memfokuskan diri pada jalan cerita melalui perkembangan dan perubahan karakter sang tokoh. Dengan acting yang baik maka ia mampu mengikat emosi penonton sehingga terlibat ke dalam emosi tokoh tersebut. Yang sering terjadi adalah penonton tidak sempat memperhatikan dengan detail elemen visual lain ( set, prop, lighting, continuity, pergerakan kamera, etc ) karena “terbuai” oleh acting pemain yang menawan itu. Dalam editing drama ditemukan istilah “Cheat Cut” , dimana kita menyambung gambar semata-mata untuk kepentingan continuity emosi, tidak lagi berpikir menyambung gambar demi kepentingan continuity action, position dan movement. Salah satu contoh nyata kasus fil adalah adanya blooper. Banyak “blooper” yang sering tidak tertangkap oleh mata penonton karena hal tersebut di atas. Blooper memang sengaja dicari-cari sehingga tampak terjadi kesalahan.</span></div><div style="text-align: justify;"><br />
<span style="font-size: x-small;">Dalam program Non Drama, kita lebih mempunyai peluang untuk melihat dengan detail elemen visual yang ada dalam gambar. Karena kekuatan emosi bukan lagi tujuan utama. Maka yang harus kita lakukan adalah membuat sebuah impresi yang kuat pada gambar. Nilai informasi pada program non drama lebih cenderung diciptakan melalui narasi dan dialog dari si tokoh. Sedangkan gambar memperkuat narasi yang ada. Karena gambar harus memperkuat narasi, maka harus kita ciptakan sebuah image visual yang menarik secara proporsional sesuai dengan konsep produsksi yang telah ditentukan.</span></div><br />
<div style="text-align: right;"><span style="font-size: x-small;">Jakarta 26 Maret 2007</span></div><div style="text-align: right;"><span style="font-size: x-small;">Fredy Aryanto</span></div><div style="text-align: justify;"><span style="font-size: x-small;"><br />
</span></div><div style="text-align: justify;"><span style="font-size: x-small;">Bahan Referensi :</span></div><div style="text-align: justify;"><span style="font-size: x-small;">1. Digital Video Hand Book. Oleh : Pete May</span></div><div style="text-align: justify;"><span style="font-size: x-small;">2. Cinematography, theory and practice. Oleh : Blain Brown</span></div><div style="text-align: justify;"><span style="font-size: x-small;">3. WorkShop, Bentuk Dokumenter: Realitas Pribadi dan Sosial, 2002</span></div><div style="text-align: justify;"><span style="font-size: x-small;">4. Pengalaman Penulis</span></div><br />
</div>AYIP NONOhttp://www.blogger.com/profile/18078712358226262863noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-1915472901150562322.post-402053351395995812010-02-21T21:56:00.005+07:002010-04-28T12:56:13.749+07:00Ritme Dalam Program<span style="font-family: Times,"Times New Roman",serif; font-size: x-small;"></span><br />
<div style="font-family: Times,"Times New Roman",serif; text-align: justify;"><div class="separator" style="clear: both; text-align: center;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEiBgyU8ZNSMTNurZVCwV_bOJjajOo6ahCN50CihDQfHtRV9Uw0WJotcAb8rcyldsHeyZO3EJaXgLh6h0gC5dUCuAo7YC9c_7ggHPMH9cSnPSmjOr5mB8opZBb9V_jUi5vpulVt4K2mM54VT/s1600-h/pic2.jpg" imageanchor="1" style="clear: left; float: left; margin-bottom: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" height="98" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEiBgyU8ZNSMTNurZVCwV_bOJjajOo6ahCN50CihDQfHtRV9Uw0WJotcAb8rcyldsHeyZO3EJaXgLh6h0gC5dUCuAo7YC9c_7ggHPMH9cSnPSmjOr5mB8opZBb9V_jUi5vpulVt4K2mM54VT/s200/pic2.jpg" width="200" /></a></div><span style="font-size: x-small;">Dalam menganalisa sebuah program kita bisa merasakan apakah ritme program tersebut cepat atau lambat. Hal ini bisa kita lihat dari :</span></div><div style="font-family: Times,"Times New Roman",serif; text-align: justify;"><span style="font-size: x-small;">1. Segi content</span></div><div class="fullpost" style="font-family: Times,"Times New Roman",serif;"><blockquote><div style="text-align: justify;"><span style="font-size: x-small;">Ritme menjadi sangat lambat bisa terjadi karena tidak adanya progress dari informasi ke informasi baru berikutnya. ( Dalam drama, tidak adanya happening setiap 3 atau 4 menit berikutnya ) Penyebab yang lain adalah content kurang mendalam sehingga kita hanya disajikan potongan-potongan gambar yang tidak memberikan makna tertentu.</span></div></blockquote><div style="text-align: justify;"><span style="font-size: x-small;"><br />
</span></div><div style="text-align: justify;"><span style="font-size: x-small;">2. Segi produksi</span></div><blockquote><span style="font-size: x-small;">Ritme bisa dibagi menjadi 2 , Internal Rhythm dan External Rhythm</span></blockquote><blockquote><span style="font-size: x-small;">a. Internal Rhythm adalah apa yang tampak dalam frame:</span></blockquote><br />
<blockquote><blockquote><span style="font-size: x-small;">- Type of Shot</span></blockquote></blockquote><br />
<blockquote><blockquote><span style="font-size: x-small;">- Gerakan Subyek- Gerakan Kamera </span></blockquote></blockquote><br />
<blockquote><blockquote><span style="font-size: x-small;">- Optical efek</span></blockquote></blockquote><blockquote><blockquote><span style="font-size: x-small;">- Suara/ Music</span></blockquote></blockquote><div style="text-align: justify;"><span style="font-size: x-small;"><br />
</span></div><blockquote><span style="font-size: x-small;">b. External Rhythm</span></blockquote><blockquote><blockquote><span style="font-size: x-small;">Panjang pendeknya dari sebuah shot yang ditampilkan .</span></blockquote></blockquote><span style="font-size: x-small;"><br />
</span><br />
<span style="font-size: x-small;"> </span><br />
<div style="text-align: right;"><span style="font-size: x-small;">Jakarta 26 Maret 2007</span></div><div style="text-align: right;"><span style="font-size: x-small;">Fredy Aryanto</span></div><div style="text-align: justify;"><span style="font-size: x-small;"><br />
</span></div><div style="text-align: justify;"><span style="font-size: x-small;"> </span></div><div style="text-align: justify;"><span style="font-size: x-small;"><br />
</span></div><div style="text-align: justify;"><span style="font-size: x-small;">Bahan Referensi :</span></div><div style="text-align: justify;"><span style="font-size: x-small;">1. Digital Video Hand Book. Oleh : Pete May</span></div><div style="text-align: justify;"><span style="font-size: x-small;">2. Cinematography, theory and practice. Oleh : Blain Brown</span></div><div style="text-align: justify;"><span style="font-size: x-small;">3. WorkShop, Bentuk Dokumenter: Realitas Pribadi dan Sosial, 2002</span></div><div style="text-align: justify;"><span style="font-size: x-small;">4. Pengalaman Penulis</span></div><br />
</div>AYIP NONOhttp://www.blogger.com/profile/18078712358226262863noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-1915472901150562322.post-65787735778552793032010-02-21T21:46:00.004+07:002010-04-28T12:54:16.544+07:00Kekuatan Sebuah Program TV<div style="text-align: justify;"><div class="separator" style="clear: both; text-align: center;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhbRmUp30ZSr-hHwXPReNLjr1_QUdiqMUDlqV9hZek7f6NYguIfAX0uGjV5pWJkb8EhL80SrkfTc98S6M0xhJGIL-r-F9DTtvoxIwex1k6ug6kBbIPqjWNy_9ajhvmO2VKaVPdu_gDtAWcr/s1600-h/blog_tv.jpg" imageanchor="1" style="clear: left; float: left; margin-bottom: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" height="150" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhbRmUp30ZSr-hHwXPReNLjr1_QUdiqMUDlqV9hZek7f6NYguIfAX0uGjV5pWJkb8EhL80SrkfTc98S6M0xhJGIL-r-F9DTtvoxIwex1k6ug6kBbIPqjWNy_9ajhvmO2VKaVPdu_gDtAWcr/s200/blog_tv.jpg" width="200" /></a></div><span style="font-family: Times,"Times New Roman",serif; font-size: x-small;"></span></div><div style="font-family: Times,"Times New Roman",serif; text-align: justify;"><span style="font-size: x-small;">Kekuatan sebuah program TV atau Film dapat dilihat dari :</span></div><div style="font-family: Times,"Times New Roman",serif; text-align: justify;"><span style="font-size: x-small;"> </span></div><div style="font-family: Times,"Times New Roman",serif; text-align: justify;"><span style="font-size: x-small;">1. Kekuatan Suasana</span></div><div style="font-family: Times,"Times New Roman",serif; text-align: justify;"><blockquote><span style="font-size: x-small;">Suasana apakah yang ada dalam gambar. Suasana, dalam arti membawa kita kepada sebuah emosi tertentu sehingga mempengaruhi dalam menikmati program. Apakah suasana itu membuat kita ke dalam mood yang sedih, melankolis atau ceriakah? Sumbangan terbesar dalam membentuk suasana tersebut tercipta oleh lighting dan setting juga selain unsur visual lainnya.</span></blockquote></div><div class="fullpost" style="font-family: Times,"Times New Roman",serif; text-align: justify;"><span style="font-size: x-small;"> 2. Kekuatan Cara Penyajian</span><br />
<blockquote><span style="font-size: x-small;"> Hal ini lebih kepada bagaimana cara menyampaikan program secara baik atau tidak seperti cara yang sudah ada sebelumnya. Mungkin secara isi program sama dengan yang sudah ada tetapi jika dikemas dengan cara yang lain maka akan menjadi nilai lebih pada program tersebut. Cara penyajian bisa dilihat dari keutuhan sebuah program yang tercipta oleh camera work, pengadeganan, gaya lighting, warna setting, gaya editing dan visual efek,etc.</span></blockquote><span style="font-size: x-small;"> 3. Kekuatan isi atau pesan</span><br />
<blockquote><span style="font-size: x-small;"> Selain melihat kedua kekuatan di atas maka kita bisa melihat program dari segi isi atau pesan yang ingin disampaikan (in depth). Kedalaman isi dan pesan adalah bagian terpenting dari sebuah program dimana kekuatan cara penyajian dan kekuatan suasana sebatas menjadi pendukung di dalamnya.</span></blockquote><div style="text-align: justify;"><span style="font-size: x-small;"> Sebuah progam yang baik mempunyai 3 kekuatan tersebut. Saat membuat program kita berangkat dari pemikiran bahwa ada yang harus ditekankan dari salah satu kekuatan tersebut. Hal ini disesuaikan dengan desain produksi dan konsep program yang telah dirancang.</span></div><span style="font-size: x-small;"> <br />
</span><br />
<div style="text-align: right;"><span style="font-size: x-small;">Jakarta 26 Maret 2007</span></div><div style="text-align: right;"><span style="font-size: x-small;">Fredy Aryanto</span></div><div style="text-align: right;"><span style="font-size: x-small;"><br />
</span></div><div style="text-align: right;"><span style="font-size: x-small;"><br />
</span></div><div style="text-align: justify;"><span style="font-size: x-small;">Bahan Referensi :</span></div><div style="text-align: justify;"><span style="font-size: x-small;">1. Digital Video Hand Book. Oleh : Pete May</span></div><div style="text-align: justify;"><span style="font-size: x-small;">2. Cinematography, theory and practice. Oleh : Blain Brown</span></div><div style="text-align: justify;"><span style="font-size: x-small;">3. WorkShop, Bentuk Dokumenter: Realitas Pribadi dan Sosial, 2002</span></div><div style="text-align: justify;"><span style="font-size: x-small;">4. Pengalaman Penulis</span></div><br />
</div>AYIP NONOhttp://www.blogger.com/profile/18078712358226262863noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-1915472901150562322.post-46037287916360376512010-02-17T17:05:00.003+07:002010-04-28T12:54:58.334+07:00Prinsip-Prinsip Komposisi Fotografi<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhbj9oOn6QdmMujLPCFnWFsIBx5LnwQVxXlGpr1_LD803zI5_mpZY_4tKmh9K4rMZpKb0nuqm3mcZ34SRfd5RT60lyXb3exkxCQJCZM3edZiwfsBmQRH6reR79u3yz8CoGCwbw-m61sSXjy/s1600-h/mobiltangki_mogok.jpg" imageanchor="1" style="clear: left; float: left; margin-bottom: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" height="130" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhbj9oOn6QdmMujLPCFnWFsIBx5LnwQVxXlGpr1_LD803zI5_mpZY_4tKmh9K4rMZpKb0nuqm3mcZ34SRfd5RT60lyXb3exkxCQJCZM3edZiwfsBmQRH6reR79u3yz8CoGCwbw-m61sSXjy/s200/mobiltangki_mogok.jpg" width="200" /></a></div><span style="font-size: x-small;"></span><br />
<div style="text-align: justify;"><span style="font-size: x-small;">Komposisi adalah cara mengatur/menyusun bagian-bagian dari gambar (misalnya garis-garis, bentuk, ruang bebas, bayangan, warna, tekstur, dan lain-lain) agar gambar lebih menarik dan mudah dimengerti. Beberapa prinsip biasa digunakan untuk meningkatkan efektifitas gambar. "Perlihatkan apa yang ingin Anda perlihatkan", merupakan salah satu prinsip yang baik.</span></div><div class="fullpost" style="text-align: justify;"><span style="font-size: x-small;">1. Subjek</span><br />
<blockquote><span style="font-size: x-small;">Tampilkan suatu subjek utama dalam sebuah gambar. Kesampingkan bagian-bagian lain dan pisahkan hal-hal yang tidak perlu ada dalam foto. </span></blockquote><div class="separator" style="clear: both;"><span style="font-size: x-small;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgclH_UjG-rReAaMQ0vRii0tTsnV6xYWcnGIY7QYrI_7-wEhOkrypFyXbqlXGlEdxKwC1lc0LU0AajD3446fIjL6adk0lQF5Bq_ySQetMmjsLaUd_hb-aap532DmhFiHfP-P_bbTjmvTQGc/s1600-h/untitled.bmp" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" height="70" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgclH_UjG-rReAaMQ0vRii0tTsnV6xYWcnGIY7QYrI_7-wEhOkrypFyXbqlXGlEdxKwC1lc0LU0AajD3446fIjL6adk0lQF5Bq_ySQetMmjsLaUd_hb-aap532DmhFiHfP-P_bbTjmvTQGc/s200/untitled.bmp" width="200" /></a></span></div><span style="font-size: x-small;">2. Penempatan subjek utama </span><br />
<blockquote><span style="font-size: x-small;">a. Bayangkanlah Anda sedang membagi gambar dengan garis bayangan mendatar dan tegak lurus menjadi 3 bagian yang sama besar. Titik temu dari garis-garis tersebut adalah tempat dimana Anda dapat meletakan subjek utama dan elemen-elemen pelengkap. </span></blockquote><blockquote><span style="font-size: x-small;">b. Jika menggunakan garis mendatar sebagai subjek utama, misalnya garis batas (cakrawala) antara udara dan lahan pertanian, aturlah agar bagian yang satu lebih besar dari bagian lainnya. </span></blockquote><blockquote><div class="separator" style="clear: both;"><span style="font-size: x-small;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhLZeN3sfv0qKDzoUtrC2o6IoJdFgUTJ3U_6oPwFyUg0XEnzvfAzUlJeDyRdD_WX-xGwPonWJqX5j9oLVLycjRaiRlmb6uy7sza2soefyacxbYu0oI2sAc4BABjdkD7Pfc4QmmLI_AETEen/s1600-h/untitled1.bmp" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" height="66" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhLZeN3sfv0qKDzoUtrC2o6IoJdFgUTJ3U_6oPwFyUg0XEnzvfAzUlJeDyRdD_WX-xGwPonWJqX5j9oLVLycjRaiRlmb6uy7sza2soefyacxbYu0oI2sAc4BABjdkD7Pfc4QmmLI_AETEen/s200/untitled1.bmp" width="200" /></a></span></div></blockquote><blockquote><span style="font-size: x-small;">c. Posisi subjek tidak harus selalu berada di tengah-tengah agar komposisi nampak lebih menarik. Dan hindari penempatan subjek pada posisi yang gelap. </span></blockquote><div class="separator" style="clear: both; text-align: center;"><span style="font-size: x-small;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjDCDJlL3D69czphGr0-AUBJz__7pIW-0GAmWwGQE5vfj08Fswm65DZypAuiqGa_w-_jWGkRVBbiINS4rj4buxx7mTTgyH3pvd5daDe8utMEBE_wqenfxE2Hz4B-ZpTCaYYwauHj-qN1BgB/s1600-h/untitled2.bmp" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" height="69" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjDCDJlL3D69czphGr0-AUBJz__7pIW-0GAmWwGQE5vfj08Fswm65DZypAuiqGa_w-_jWGkRVBbiINS4rj4buxx7mTTgyH3pvd5daDe8utMEBE_wqenfxE2Hz4B-ZpTCaYYwauHj-qN1BgB/s200/untitled2.bmp" width="200" /></a></span></div><span style="font-size: x-small;">3. Titik pandang</span><br />
<blockquote><span style="font-size: x-small;">Pilihlah posisi kamera yang paling tepat saat mengambil gambar, sehingga hal-hal yang ingin Anda perlihatkan menjadi lebih jelas. </span></blockquote><span style="font-size: x-small;"><br />
4. Latar belakang</span><br />
<blockquote><span style="font-size: x-small;"> Usahakanlah latar belakang yang sederhana atau batasi latar belakang yang tidak penting, sehingga tidak mengacaukan subjek utama. </span></blockquote><div class="separator" style="clear: both; text-align: center;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgRQ7H2nagMUlQwqE7HbiDB63UkpHG_6l6F0y_JzxTUpSFZOM67EZvo37r5l4Z1JFY70p4nmRFBvGgg-jCHjcO_P-jhas87m_NyNWf33nCW_wbVYWzlgXwpO5R0J_cKeJ1KMEp4OCmi71QM/s1600-h/untitled3.bmp" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" height="161" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgRQ7H2nagMUlQwqE7HbiDB63UkpHG_6l6F0y_JzxTUpSFZOM67EZvo37r5l4Z1JFY70p4nmRFBvGgg-jCHjcO_P-jhas87m_NyNWf33nCW_wbVYWzlgXwpO5R0J_cKeJ1KMEp4OCmi71QM/s200/untitled3.bmp" width="200" /></a></div><span style="font-size: x-small;"> 5. Latar depan</span><br />
<blockquote><span style="font-size: x-small;"> Sertakan latar depan untuk menciptakan kesan kedalaman, terutama untuk pengambilan jarak jauh di luar ruangan. Objek-objek alami dapat membantu menyeimbangkan dan memperindah gambar serta membuat komposisi lebih menarik.</span></blockquote><div class="separator" style="clear: both; text-align: center;"><span style="font-size: x-small;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEi7W8iWSS4y9a0ej3wGuEb6AxUAqVlyr1yNMXm-sgpqSXu4zuNCaWmFT0fivTMenG8AYHLf_IfZkhlFLpoK_cwvxZ7scObHstHQfeP-aHjTiCO_DTuCN25hRc36DD5b0SKrq5KRddo-clvD/s1600-h/untitled4.bmp" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" height="161" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEi7W8iWSS4y9a0ej3wGuEb6AxUAqVlyr1yNMXm-sgpqSXu4zuNCaWmFT0fivTMenG8AYHLf_IfZkhlFLpoK_cwvxZ7scObHstHQfeP-aHjTiCO_DTuCN25hRc36DD5b0SKrq5KRddo-clvD/s200/untitled4.bmp" width="200" /></a></span></div><span style="font-size: x-small;"></span><br />
6. Sediakan lebih banyak ruang untuk garis pandang dan garis gerak.<br />
<blockquote>Beri ruang di depan subjek untuk mengesankan subjek Anda sedang bergerak atau melihat sesuatu. </blockquote><div class="separator" style="clear: both; text-align: center;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgCpXfuiSStpe42P-65dStQ0rjZM_ym_ayudXa5Zzak32aRu5kaXB0Rq97hw9d-K4D7uzVqIEcN5rjRcBOd9FiR6Qe-a_0NJgcAsTSjapj4huvPx-hiUtsu3fjkOr4C7-ZSwtj1x0QPry6e/s1600-h/untitled5.bmp" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" height="61" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgCpXfuiSStpe42P-65dStQ0rjZM_ym_ayudXa5Zzak32aRu5kaXB0Rq97hw9d-K4D7uzVqIEcN5rjRcBOd9FiR6Qe-a_0NJgcAsTSjapj4huvPx-hiUtsu3fjkOr4C7-ZSwtj1x0QPry6e/s200/untitled5.bmp" width="200" /></a></div>7. Batas antar bagian gambar sebaiknya digunakan untuk mempertegas hal apa yang ingin Anda komunikasikan.<br />
<blockquote>Namun, perhatikan dengan seksama agar objek yang ditonjolkan tersebut tidak membingungkan atau merusak komposisi. </blockquote>8. Cahaya dan bayangan.<br />
<blockquote>Gunakan pencahayaan yang menyebar agar gambar nampak jelas dan usahakan agar subjek anda menghadap sumber cahaya. </blockquote>9. Lakukan pengambilan gambar secara bervariasi agar gambar lebih menarik.<br />
<blockquote>Gunakan jarak yang berbeda antara kamera dan subjek dalam setiap pengambilan. Berapa jarak subjek yang sebaiknya tampak dalam gambar ? </blockquote><blockquote>• Long shot atau pengambilan jarak jauh, menampilkan keseluruhan subjek, memantapkan semua elemen dalam gambar termasuk latar belakang dan latar depan. </blockquote><div class="separator" style="clear: both; text-align: center;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgrpdk211ZU2ceRn6hVxCh6kAFun1XEkVhkwX5iIURkNqL2e1BWEn9umDF0OBGI3ZslBnen5qtuiX6oxyzLuVAnRZ0td6WGKYXLP0GfLJ12A3n8PAHjODMA-c7oDqF0B06ACezpjAHSNNDe/s1600-h/untitled6.bmp" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" height="110" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgrpdk211ZU2ceRn6hVxCh6kAFun1XEkVhkwX5iIURkNqL2e1BWEn9umDF0OBGI3ZslBnen5qtuiX6oxyzLuVAnRZ0td6WGKYXLP0GfLJ12A3n8PAHjODMA-c7oDqF0B06ACezpjAHSNNDe/s200/untitled6.bmp" width="200" /></a></div><blockquote>• Medium shot atau pengambilan jarak sedang, lebih mendekati subjek dan memisahkan elemen-elemen yang tidak perlu. </blockquote><div class="separator" style="clear: both; text-align: center;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEiY_VFpsZcXpMUWeK2BGPP8la2F4SaZ27IM1djCJlc6GPmG5sMAgfoDDauOyy1oZBHdVaGIeP_Gf_IAOoNgCObQ6gQnaNT89f8ir7vMlq6taH1VJHFifAcaDMR0WWlG9iNf2WZIJkmyqC8k/s1600-h/untitled7.bmp" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" height="140" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEiY_VFpsZcXpMUWeK2BGPP8la2F4SaZ27IM1djCJlc6GPmG5sMAgfoDDauOyy1oZBHdVaGIeP_Gf_IAOoNgCObQ6gQnaNT89f8ir7vMlq6taH1VJHFifAcaDMR0WWlG9iNf2WZIJkmyqC8k/s200/untitled7.bmp" width="200" /></a></div><blockquote>• Close up atau jarak dekat, memusatkan pengambilan gambar pada subjek. </blockquote><div class="separator" style="clear: both; text-align: center;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEh03p2EYUJZqcHBAmpVHoK1IQ8XIFctMbVNe1AlwaWpM1ARQZT29xOqj-e0KHMgj34bez-naVbU-5K4MiBTVx4dsslC42mOHPNgDzXeINoxu66YU97rXDoHGMDVFqDY1NUbX2DO8yjYDPWf/s1600-h/untitled8.bmp" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" height="138" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEh03p2EYUJZqcHBAmpVHoK1IQ8XIFctMbVNe1AlwaWpM1ARQZT29xOqj-e0KHMgj34bez-naVbU-5K4MiBTVx4dsslC42mOHPNgDzXeINoxu66YU97rXDoHGMDVFqDY1NUbX2DO8yjYDPWf/s200/untitled8.bmp" width="200" /></a></div><blockquote>• Extreme close-up, menampilkan bagian khusus dari subjek secara rinci, biasanya dilakukan dengan lensa makro atau close-up. </blockquote><div class="separator" style="clear: both; text-align: center;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEheJQUAjb6R8NW2UPkNW5jywuD8NH6AN4leWf0ydAREhEhOqoO3vgZbHaJm9LlLhUIHwowWfT5xMor1RH1jNURwz-FXhZWUgfARmFoUjZIvu_JdQ4wH5qPCRy_A9EUBPFwtA_0rkd6YQ-4E/s1600-h/untitled9.bmp" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" height="138" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEheJQUAjb6R8NW2UPkNW5jywuD8NH6AN4leWf0ydAREhEhOqoO3vgZbHaJm9LlLhUIHwowWfT5xMor1RH1jNURwz-FXhZWUgfARmFoUjZIvu_JdQ4wH5qPCRy_A9EUBPFwtA_0rkd6YQ-4E/s200/untitled9.bmp" width="200" /></a></div><blockquote>• Ubahlah titik pandang kamera Anda, untuk memperjelas subjek yang ingin Anda tampilkan, hal ini tergantung pada kesan yang ingin Anda sampaikan. </blockquote><blockquote><blockquote><div class="separator" style="clear: both; text-align: center;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgEDnywq35x6dpIiOYu0aqgv1xznTixq4_1CcZnJK08kr9v0xm6h4iBZT9akVj95XTSKIBk86Gd_a-2SH1ygAOVl6Aqbx19CtzIZJRbuFOwuN2W3b2ZkXj9gevb9vRReECBgxLxtTL8EmzK/s1600-h/untitled10.bmp" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" height="200" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgEDnywq35x6dpIiOYu0aqgv1xznTixq4_1CcZnJK08kr9v0xm6h4iBZT9akVj95XTSKIBk86Gd_a-2SH1ygAOVl6Aqbx19CtzIZJRbuFOwuN2W3b2ZkXj9gevb9vRReECBgxLxtTL8EmzK/s200/untitled10.bmp" width="135" /></a></div>o Low angle (pandangan dari bawah): memberi kesan tinggi dan megah pada gambar monumen, bagungan. </blockquote></blockquote><blockquote><blockquote>o Normal angle (pandangan sebatas mata), pemandangan yang biasa dan paling umum dilakukan pada saat pengambilan gambar. </blockquote></blockquote><blockquote><blockquote>o High angle, atau pengambilan dari suatu ketinggian, mengesankan pandangan dari atas, dapat menyamarkan bagian-bagian yang tidak penting. Sangat baik digunakan untuk mengambil gambar suatu kerumunan, keramaian lalulintas, dan lain-lain. </blockquote></blockquote>10. Sewaktu memotert spesimen atau objek yang tidak dikenal:<br />
<blockquote>• gunakan latar belakang yang kontras </blockquote><blockquote>• gunakan label dan judul </blockquote><blockquote>• gunakan suatu alat ukur atau benda yang mudah dikenal di sebelah subjek sebagai pembanding agar dapat deketahui ukuran relatifnya</blockquote><div class="separator" style="clear: both; text-align: center;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEj7l94jRntroumxM7Ryskv6ITl_RuYLmliZdti56-RI4L79Q1ZY8jiiRRXIgU8sUoHPCxXdkyJESOWesbattHnwj2jq2w2rE5wvLPBrtMj1DH6vhRycna_cnf4WmbGFgJUd0xizwkZZcnMy/s1600-h/untitled11.bmp" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" height="200" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEj7l94jRntroumxM7Ryskv6ITl_RuYLmliZdti56-RI4L79Q1ZY8jiiRRXIgU8sUoHPCxXdkyJESOWesbattHnwj2jq2w2rE5wvLPBrtMj1DH6vhRycna_cnf4WmbGFgJUd0xizwkZZcnMy/s200/untitled11.bmp" width="122" /></a></div><blockquote><br />
</blockquote></div>AYIP NONOhttp://www.blogger.com/profile/18078712358226262863noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-1915472901150562322.post-40069740032130277452010-02-13T20:52:00.015+07:002010-05-17T15:02:44.723+07:00Membuat Antenna Televisi Sendiri<div style="text-align: justify;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEiNhKrCj-B-bTTNDUK_orFPc4ND5BQH6QsZYBc-XEv1wmagXEJVo-KDxECczKtByOil_T9lEd_Qn_-FGT_K6sjrLUj4t7lAhsKQk-1lPjaW9cMjPr-DnyhJ-HtoY2wWgpOLix8EGCNE0KGw/s1600-h/Directional-Yagi-Antenna.jpg" imageanchor="1" style="clear: left; float: left; margin-bottom: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" height="200" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEiNhKrCj-B-bTTNDUK_orFPc4ND5BQH6QsZYBc-XEv1wmagXEJVo-KDxECczKtByOil_T9lEd_Qn_-FGT_K6sjrLUj4t7lAhsKQk-1lPjaW9cMjPr-DnyhJ-HtoY2wWgpOLix8EGCNE0KGw/s200/Directional-Yagi-Antenna.jpg" width="200" /></a><span style="font-size: x-small;">Televisi merupakan sebuah alat yang sangat familiar dengan kehidupan masyarakat Indonesia saat ini. Dengan televisi, kita dapat mengakses informasi, memperoleh edukasi dan bahkan mendapatkan hiburan audio-visual. Akan tetapi, di Indonesia akses (kondisi sinyal) yang kadang kurang baik menyebabkan kekurangnyaman pemirsa televisi. Ini disebabkan karena kondisi Indonesia yang banyak obstracle (halangan)nya. Nah, dengan artikel ini pemirsa televisi akan diajak mengatasi problem ini.</span></div><div class="fullpost" style="text-align: justify;"><span style="font-size: x-small;"> </span><br />
<span style="font-size: x-small;">Ketidaknyamanan ini akan teratasi dengan membuat antena sendiri. Dan dalam artikel ini akan dibahas bagaimana membuat antena yagi. Kita langsung aja dech, terlalu lama prolognya.</span><br />
<span style="font-size: x-small;">Pertama-tama kita harus menghitung lamda (panjang gelombang), rumusnya :</span><br />
<span style="font-size: x-small;"> </span><br />
<span style="font-size: x-small;">lamda = (c/f)*tolerasi elemen</span><br />
<span style="font-size: x-small;"> </span><br />
<span style="font-size: x-small;">dimana,</span><br />
<span style="font-size: x-small;">c = 300 MHz</span><br />
<span style="font-size: x-small;">f = frekunsi kerja televisi (470 - 860 MHz), gunakan kanal frekuensi dengan kualitas siaran yang paling jelek</span><br />
<span style="font-size: x-small;">toleransi elemen = 0,96 (untuk alumunium)</span><br />
<span style="font-size: x-small;"> </span><br />
<span style="font-size: x-small;">Kanal Televisi Indonesia</span><br />
<span style="font-size: x-small;"><br />
</span><br />
<span style="font-size: x-small;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEieCQvcG66d525oxZjPphX7RRV0tKpoYmMDVAByVvsdhUOUvA2dtMPs_W9yysFlJUFSsaPfg_iIhVQiCxKWVO1xNX4nZWwklZeyzuy_dq1-DxsaRWN1VSjRwEdcT8LQnYrU7p6zvqrqTFaw/s1600-h/untitled.bmp" onblur="try {parent.deselectBloggerImageGracefully();} catch(e) {}"><img alt="" border="0" id="BLOGGER_PHOTO_ID_5437746396671226306" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEieCQvcG66d525oxZjPphX7RRV0tKpoYmMDVAByVvsdhUOUvA2dtMPs_W9yysFlJUFSsaPfg_iIhVQiCxKWVO1xNX4nZWwklZeyzuy_dq1-DxsaRWN1VSjRwEdcT8LQnYrU7p6zvqrqTFaw/s320/untitled.bmp" style="cursor: pointer; display: block; height: 217px; margin: 0px auto 10px; text-align: center; width: 320px;" /></a></span><br />
<span style="font-size: x-small;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEiMLAjqEx_xmIIMohsUqtSSk9MnhcDreyuNWxbu8t78_FLVdoNcLYzqp0PxpWXjdX4tlrlviESZzb4iRQGqq23ezh5N73DVUl3jpy1837N81sGrd4oNHPjbT5HUVWXr3jb-rzHo2xkzchxQ/s1600-h/untitled1.bmp" onblur="try {parent.deselectBloggerImageGracefully();} catch(e) {}"><img alt="" border="0" id="BLOGGER_PHOTO_ID_5437747316458957826" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEiMLAjqEx_xmIIMohsUqtSSk9MnhcDreyuNWxbu8t78_FLVdoNcLYzqp0PxpWXjdX4tlrlviESZzb4iRQGqq23ezh5N73DVUl3jpy1837N81sGrd4oNHPjbT5HUVWXr3jb-rzHo2xkzchxQ/s320/untitled1.bmp" style="cursor: pointer; display: block; height: 311px; margin: 0px auto 10px; text-align: center; width: 320px;" /></a></span><br />
<span style="font-size: x-small;"> </span><br />
<span style="font-size: x-small;">Setelah itu kita tentukan panjang elemen-elemennya dengan rumus :</span><br />
<span style="font-size: x-small;"> </span><br />
<span style="font-size: x-small;">DE = 1/2*lamda</span><br />
<span style="font-size: x-small;">Reflektor = DE + (5%*DE)</span><br />
<span style="font-size: x-small;">D1 = DE - (5%*DE)</span><br />
<span style="font-size: x-small;">D2 = D1 - (5%*D1)</span><br />
<span style="font-size: x-small;">D3 = D2 - (5%*D2)</span><br />
<span style="font-size: x-small;">dst</span><br />
<span style="font-size: x-small;"> </span><br />
<span style="font-size: x-small;">Selanjutnya, tentukan spasi antar elemennya. Caranya :</span><br />
<span style="font-size: x-small;"> </span><br />
<span style="font-size: x-small;">antara Reflektor dan DE = 0,16*lamda</span><br />
<span style="font-size: x-small;">DE-D1 = 0,14*lamda</span><br />
<span style="font-size: x-small;">D1-D2 = 0,18*lamda</span><br />
<span style="font-size: x-small;">D2-D3 = 0,25*lamda</span><br />
<span style="font-size: x-small;">D3-D4 = 0,27*lamda</span><br />
<span style="font-size: x-small;">D4-D5 = 0,27*lamda</span><br />
<span style="font-size: x-small;">D5-D6 = 0,35*lamda</span><br />
<span style="font-size: x-small;"> </span><br />
<span style="font-size: x-small;">Gambar :</span><br />
<span style="font-size: x-small;"><br />
</span><br />
<span style="font-size: x-small;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEg-v5wjZM4sGvjvCL-pCDcDKC4FkvNgtry8C29uV7ko79duu-WY3iocVf58gUEWGkUjOQdmBT_c_mgGhpsM5qKedEsEKznDrr9Etapv_W6ax3HmvgD08XT81FX2m1sIXoyJf42bh0clDvm7/s1600-h/yagi_geom.png" onblur="try {parent.deselectBloggerImageGracefully();} catch(e) {}"><img alt="" border="0" id="BLOGGER_PHOTO_ID_5437726585934543170" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEg-v5wjZM4sGvjvCL-pCDcDKC4FkvNgtry8C29uV7ko79duu-WY3iocVf58gUEWGkUjOQdmBT_c_mgGhpsM5qKedEsEKznDrr9Etapv_W6ax3HmvgD08XT81FX2m1sIXoyJf42bh0clDvm7/s320/yagi_geom.png" style="cursor: pointer; display: block; height: 243px; margin: 0px auto 10px; text-align: center; width: 294px;" /></a></span><br />
<span style="font-size: x-small;"> </span><br />
<span style="font-size: x-small;">Untuk pencatuan, potong DE menjadi dua bagian dengan ukuran yang sama dan pisahkan +- 1 cm. Untuk boom (mounting elemen, sebaiknya gunakan bahan isolator). Gunakan banyak elemen, agar gain (penguatan)nya bertambah besar.</span><br />
<span style="font-size: x-small;"> </span><br />
<span style="font-size: x-small;">Kalau mau yang lebih praktis gunakan aja software antenna yagi! CAri sendiri yah, minta bantu aja ma om google! </span><br />
<span style="font-size: x-small;"><br />
</span></div>AYIP NONOhttp://www.blogger.com/profile/18078712358226262863noreply@blogger.com0