Radio Digital

Setelah televisi direncanakan pindah ke siaran digital, kini mulai ada wacana untuk memulai radio digital. Post kali ini, kita akan membahas tentang tetek bengek sistem radio digital. Cekidot!!!

Ada salah satu perbedaan yang mencolok antara televisi dengan radio digital, yaitu : kalau televisi digital seluruhnya akan migrasi dari analog ke digital, sedangkan radio akan diberikan tambahan spektrum baru. Dengan demikian pesawat radio akan memiliki band MW, SW, FM dan Digital

Sistem Radio Digital yang digunakan di Indonesia
Dari tiga sistem siaran digital radio, yaitu: DRM (Digital Radio Mondiale), IBOC (In-Band On-Channel) dan DAB (Digital Audio Broadcast), Indonesia memilih DAB. Pemilihan ini tentu saja didasarkan pada beberapa pertimbangan. Di antaranya, DAB dipilih karena menggunakan spektrum frekuensi baru, yaitu di VHF. Sedangkan, DRM beroperasi di MW, dan IBOC di FM, yang keduanya menjadi hal yang sulit untuk diterapkan di Indonesia. MW dan SW juga memiliki jangkauan siaran yang luas, yang dapat menyalahi UU 32 mengenai penyiaran, dimana sebuah penyiaran swasta jangkauan siarnya dibatasi. Sementara itu, spektrum FM di kebanyakan kota sudah penuh sehingga migrasi tidak dimungkinkan. Dengan alasan tersebut, DAB dianggap pilihan yang tepat.
DAB pun secara teknologi memiliki beberapa keuntungan dibandingkan siaran analog FM. Siaran DAB dapat menggunakan Single Frequency Network sehingga dapat menghindari blank spot yang sering ditemukan pada siaran analog FM.
Dalam aplikasinya, keunggulan DAB lebih banyak dinikmati oleh stasiun radionya dibandingkan pendengarnya. Suara DAB memang tidak jauh beda dari analog FM, hanya saja dalam siaran DAB, selain suara yang stereo, dapat juga disiarkan teks dan grafis sederhana. Misalnya nama lagu, penyanyi atau pesan-pesan antar pendengar.
Kendala
Di Indonesia, VHF digunakan oleh TVRI. Karena itu, pengosongan VHF secara menyeluruh harus menunggu sampai TVRI seluruh Indonesia bermigrasi ke digital yang beroperasi di UHF. Menggunakan DAB yang bekerja pada VHF dengan bandwith 7 MHz per kanal dan dapat menampung 14 siaran radio dalam satu kanal, memang masih memungkinkan untuk dilakukan dengan menggunakan kanal-kanal VHF yang kebetulan tidak digunakan TVRI. Hal ini, akan menghambat dimulainya DAB secara serentak di Indonesia karena mungkin kanal yang dialokasikan untuk DAB di kota tertentu masih digunakan TVRI. Bila kosong diperlukan juga uji coba lapangan agar siaran DAB tidak mengganggu TVRI dan begitu pula sebaliknya.
Indonesia akan menggunakan 4 kanal VHF untuk siaran DAB. Dengan rencana pembagian, 1 kanal siaran radio publik (RRI), 1 kanal radio komunitas, dan 2 kanal radio swasta.
Siaran dan Receiver
Dalam siaran DAB, konsep penyelengaraan siaran mirip dengan DVB-T di televisi. Dimana, satu pemancar DAB dapat menyiarkan 14 siaran DAB, sehingga mengharuskan penggunaan multiplexer. Artinya, 14 stasiun radio harus mengirimkan siarannya ke lokasi multiplexer dan pemancar. Dengan kata lain, 14 siaran radio hanya menggunakan satu paket pemancar dan antena.

Receiver
Banyak negara yabg telah menggunakan DAB, seperti Australia, Singapura dan beberapa negara di Eropa Barat. Namun populasi dari receiver DAB masih rendah, dan ini mengakibatkan harga menjadi relatif tinggi dibanding receiver analog
Yang menjadi perhatian bagi industri penyiaran radio adalah bagaimana caranya, supaya populasi dari receiver dapat tumbuh secara cepat sehingga pendengar siaran radio digital semakin tinggi.

0 komentar:

Posting Komentar